| 0 comments ]

Pelaksanaan ujian nasional untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) diusulkan untuk ditiadakan. Hal tersebut menyusul terjadinya kejadian contek massal yang dibongkar ibu Siami di Surabaya, Jawa Timur.

"Apakah sudah tepat untuk SD Ujian nasional, SD tak perlu lagi ujian nasional toh dia akan sampai ke SMP, karena wajib belajar 9 tahun kan dari SD sampai ke SMP," ujar Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Syaifuddin saat acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/6/2011).

Menurut Lukman, pelaksanaan ujian nasional khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD) harus dicermati kembali, karena ekses adanya ujian nasional banyak sekali bermunculan.

Seperti yang terjadi di Surabaya dan di Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta. Lukman memandang para tenaga pendidik tidak begitu saja disalahkan saat memberikan contekan kepada para anak didik. Ada sistem yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, dimana para guru akan berbuat apapun untuk nama baik sekolah.

"Para pendidik melakukan itu untuk mempertahankan kualitas sekolahnya ini sistem yang harus diperbaiki," pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya, itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat ujian nasional pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak jujur malah ajur!

Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani,” terus menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6/2011) siang. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar di tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.

Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.

0 comments

Post a Comment