| 0 comments ]

Pelaksanaan UN 2011 secara umum berjalan lancar. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) membeberkan, secara keseluruhan prosentase hasil kelulusan pada satuan pendidikan SMA/MA pada tahun ajaran 2010-1011 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya.

Dari seluruh 1.461.941 peserta UN SMA/MA, 1.450.498 atau 99.22 persen siswa lulus, sementara 11.443 atau 0.78 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.

Pada tahun ajaran sebelumnya (2009-2010), dari 1.522.195 peserta yang mengikuti ujian nasional, yang lulus hanya 1.368.938 atau 89.93 persen, dan 153.257 atau sama dengan 10.07 persen lainnya tidak lulus.

Merujuk pada data di atas, hasil kelulusan nasional satuan pendidikan SMA mengalami kenaikan sekitar lebih dari sembilan persen.

Berikut adalah ringkasan perbandingan siswa lulus dan tidak lulus menurut jurusan pada satuan pendidikan SMA/MA tahun ajaran 2010/2011. Jurusan IPA dengan jumlah peserta 627.859 siswa, 625.924 atau 99.69 persen siswa lulus dan siswa yang tidak lulus sebanyak 1.935 atau 0.31 persen.

Untuk jurusan IPS jumlah pesertanya 34.358, yang lulus sebanyak 33.860 atau 98.55 persen dan 498 siswa tidak lulus atau 1.45 persen. Sedangkan untuk jurusan Bahasa, dari 8.782 jumlah peserta, 8.610 atau 98.04 persen siswanya lulus, dan 172 atau 1.96 siswanya tidak lulus.

Khusus untuk jurusan Agama dengan jumlah peserta terbanyak, dari 790.942 jumlah peseta, 782.104 atau sama dengan 98.88 persen siswanya lulus dan sebanyak 8.838 atau sama dengan 1.12 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.

Nah semua itu tentunya kabar baik dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Menurut hemat kami angka kelulusan itu naik, pertama karena sosialisasi UN yang baik dari Pemerintah, kedua karena para siswa rajin berlatih soal-soal Ujian Nasional. Kami berpendapat bahwa banyak siswa yang memanfaatkan Latihan UN dari Situs Ujian Nasional ini. Dengan dasar pemikiran semacam itu kami berusaha kembali untuk memberikan Latihan Soal UN 2012 atau Prediksi Soal Ujian Nasional 2012 kepada para siswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan. Silakan Anda manfaatkan Latihan Soal UN 2012, semoga para siswa SD/MI, SMK, SMP/MTs, SMA/MA, dan Program Kejar Paket A, B, dan C dapat lebih sukses daripada kakak-kakak kalian, Amin Yaa Rabbal Alamin. Selamat Berlatih kami berharap Anda sukses!


Download Latihan Soal UN 2012



  1. Latihan Soal UN 2012 Paket 1 - dari situs Enersi.com silakan ambil disini

  2. Latihan Soal UN 2012 Paket 2 - dari situs Ujiannasional.org silakan ambil disini

  3. Latihan Soal UN 2012 Paket 3 - dari situs Pmdk.org silakan ambil disini

  4. Latihan Soal UN 2012 Paket 4 - dari situs Sd.web.id silakan ambil disini

  5. Latihan Soal UN 2012 Paket 5 - dari situs Sma.web.id silakan ambil disini

  6. Latihan Soal UN 2012 Paket 6 - dari situs Smp.web.id silakan ambil disini

  7. Latihan Soal UN 2012 Paket 7 - dari situs Snmptn.or.id silakan ambil disini

  8. Latihan Soal UN 2012 Paket 8 - dari situs Uasbn.org silakan ambil disini

  9. Latihan Soal UN 2012 Paket 9 - dari situs Ujian.org silakan ambil disini

  10. Latihan Soal UN 2012 Paket 10 - dari situs Ujian-nasional.com silakan ambil disini


Apabila Anda mendapatkan masalah di situs yang bersangkutan silakan Anda untuk mengunjungi panduan mendapatkan latihan soal UN 2012 tersebut sesuai situs yang Anda pilih, disini
Read More...

| 0 comments ]

Minister of National Education (Education Minister) M Noah explains, each packet about the National Exam (Unas) to levels of Primary School (SD), 25 percent of the questions set by the National Education Standards Agency (BSNP). While 75 percent established by the organizers Unas about the provincial level based on the lattice about Unas 2010-2011 school year set the school.

"From the whole matter contained in the manuscript about UASBN SD, 25 percent set by the lattice-kisinya BSNP, and the rest left to the school, namely the teachers," the minister said when met after work Rapar (Raker) together with Commission X of the House of Representatives of Indonesia, Jakarta, Monday (17 / 1).

Download Links Latihan Soal UN SD 2011



In addition, the former rector Ten November Institute of Technology (ITS) also said, organizers UASBN for SD / Government Elementary School (MI) at the provincial level, are obliged to report the results of Unas primary and SDLB to Kemdiknas and BSNP. "At least, not later than two months after the announcement of Unas," added the minister.

For the implementation of Unas SMP / Madrasah Tsanawiyah (Mts), continued the minister, the participants declared passed by the educational unit based on junior high school grades / madrassas. "Problem test for SMP / Mts BSNP have on hand," he said.

The minister said the value of graduation used is fixed and in accordance with the agreed new formula. Namely, the passing score is a combination of test scores, writing or other forms of semester report cards and the value of 1,2,3,4, and 5 with a weighting of 60 percent to the value of a written test or other form and 40 percent for the average value of report cards.

Furthermore, for the determination of levels of high school graduation and vocational / Madrasah Aliyah (MA) is a combination of indigo written test, or other forms of semester report cards and value rata_rata 3,4 and 5. According to him, it is because the level of SMA / SMK / MA no majors. "For this, the value should be sent to the center before the implementation of Unas," explained the minister.
Read More...

| 0 comments ]

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh menjelaskan, setiap paket soal Ujian Nasional (Unas) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), 25 persen soal ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan 75 persen soal ditetapkan oleh penyelenggara Unas tingkat provinsi berdasarkan kisi-kisi soal Unas tahun pelajaran 2010-2011 yang ditetapkan sekolah.

“Dari keseluruhan soal yang terdapat di naskah soal UASBN SD, 25 persennya kisi-kisinya ditetapkan oleh BSNP, dan sisanya diserahkan kepada sekolah, yakni para guru,” ungkap Mendiknas ketika ditemui usai rapar kerja (Raker) bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Senin (17/1).

Selain itu, mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini juga mengatakan, penyelenggara UASBN untuk SD /Madrasah Ibtidaiyah (MI) di tingkat provinsi, wajib untuk melaporkan hasil Unas SD/MI dan SDLB ke Kemdiknas dan BSNP. “Setidaknya, paling lambat dua bulan setelah pengumuman Unas,” imbuh Mendiknas.

Untuk pelaksanaan Unas jenjang SMP/ Madrasah Tsanawiyah (Mts), lanjut Mendiknas, peserta dinyatakan lulus oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan nilai sekolah SMP/Madrasahnya. “Soal ujian untuk SMP/Mts ada di tangan BSNP,” tandasnya.

Mendiknas menambahkan, nilai kelulusan yang digunakan adalah tetap dan sesuai dengan formula baru yang telah disepakati. Yakni, nilai kelulusan adalah gabungan antara nilai ujian tulis atau bentuk lain dan nilai raport semester 1,2,3,4, dan 5 dengan pembobotan 60 persen untuk nilai ujian tulis atau bentuk lain dan 40 persen untuk nilai rata-rata raport.

Selanjutnya, untuk penentuan nilai kelulusan jenjang SMA/SMK/ Madrasah Aliyah (MA) adalah gabungan dari nila ujian tulis, atau bentuk lain dan nilai rata_rata rapor semester 3,4 dan 5. Menurutnya, hal itu dikarenakan pada jenjang SMA/SMK/MA ada penjurusan. “Untuk ini, nilai harus dikirim ke pusat sebelum pelaksanaan Unas,” terang Mendiknas.
Read More...

| 0 comments ]

NATIONAL EXAM (UN) equals the high school level which will be held in April 2011 no longer be the sole determinant of graduation.

For assessment of the successful completion of the education unit (school) will take into account the results of examination and test results School (U.S.) with a weight of 40 percent U.S. and 60 percent passing the national examination. Good news was rumored Kadisdik Sumut Drs. Syaiful Syafri MM told reporters on Sunday (15 / 1) quoted the minister's decision related to the implementation of the UN this year, having been in effect since 2005. Explained the national exam results will be used as one of the considerations for mapping quality programs and education units, the basis of selection into the next education level, the determination of graduation students of programs and education units as well as development and provision of assistance to units of education in an effort to improve the quality of education.

Decree of the Minister of Education about the UN's latest, on one side certainly deserved welcomed not only for students, especially among high school students are equal, but also among parents and educators. On the other hand are expected kepmendiknas it as an addition to the new spirit, especially for students as well as the various parties involved to be more motivated to jointly improve the quality of education, especially for high school students in this area. Not the other way because it feels a bit "airy" students and school finally and various other related parties back asleep which resulted in a deterioration of quality of education in this country. The change related to the implementation of UN policy in the high school level are expected to equal it also applies equally to the implementation of the national examination for junior high school student elementary school pupils are equal and the UN are equal.

Kepmendiknas publication of this of course after evaluation of UN secretary throughout Indonesia. Based on the evaluation was ultimately concluded that the condition of schools throughout Indonesia still vary widely, so can not be equated averaged. Both of the schools located in urban and rural, and therefore concluded that the UN can not be used solely as a determinant of graduation, but must be integrated with school test scores and teacher assessments. In addition, the emergence kepmendiknas also to answer the student unrest and walimurid that always comes up every year during the implementation of UN and answer the various criticisms and its pro cons in the community.

Various policies, programs and new educational system offered by the government of course can not be separated from efforts to promote education in the country. It's the fact, that to this day the quality of education is still very far behind compared to countries that are developing, especially in the scope of the ASEAN countries. Based on the survey of political and economic Risk (PERC), the quality of education in Indonesia was ranked 12th of 12 countries in Asia. Sadder still was the position of Indonesia is under Vietnam.Memprihatinkan again, the survey results in 2007 World Competitiveness Year Book describes our educational competitiveness of 55 countries surveyed Indonesia was ranked 53. Impact of low quality of education in Indonesia that turned out to indirectly influence the various sides of life in this country.

Therefore, the government hopes through the UN to improve the quality of education in the country, despite the challenge and then received strong criticism in the midst of implementation. With the commencement of a new model in the implementation of the upcoming UN, is expected to improve our education system. Thus, the ideals to uplift the quality of education in Indonesia as well as align with the developed countries could be achieved. Of course, without compromising the ongoing education in areas that are still not able to keep up the quality of urban education in the average educational level of their students has increased considerably. With the advent of this kepmendiknas we also hope that the long debate related to the implementation of UN should be discontinued, replaced by the spirit of improving the quality of education in the country.
Read More...

| 0 comments ]

UJIAN NASIONAL (UN) tingkat SMA sederajat yang akan dilaksanakan pada April 2011 mendatang tidak lagi jadi satu-satunya penentu kelulusan.

Sebab penilaian kelulusan dari satuan pendidikan (sekolah) nantinya memperhitungkan hasil UN serta hasil Ujian Sekolah (US) dengan bobot 40 persen US dan 60 persen kelulusan UN. Berita gembira itu dikabarkan Kadisdik Sumut Drs. Syaiful Syafri MM kepada wartawan, Minggu (15/1) mengutip keputusan Mendiknas terkait pelaksanaan UN tahun ini, setelah diberlakukan sejak 2005 lalu. Dijelaskan hasil ujian nasional tersebut akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari program dan satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidkan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Keputusan terbaru Mendiknas tentang UN itu, disatu sisi tentunya pantas disambut gembira bukan saja bagi kalangan anak didik terutama siswa SMA sederajat, tapi juga kalangan orangtua serta pendidik. Di sisi lain diharapkan kepmendiknas itu sebagai penambah semangat baru, terutama bagi anak didik maupun berbagai pihak terlibat agar lebih termotivasi untuk secara bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi siswa SMA di daerah ini. Bukan sebaliknya karena sudah merasa agak "lapang" akhirnya anak didik maupun sekolah serta berbagai pihak terkait lainnya kembali terlena yang berdampak terhadap kemerosotan mutu pendidikan di negeri ini. Adanya perubahan kebijakan terkait pelaksanaan UN di tingkat SMA sederajat itu diharapkan juga berlaku sama bagi pelaksanaan UN untuk pelajar SMP sederajat serta UN murid SD sederajat.

Terbitnya kepmendiknas ini tentunya setelah menteri melakukan evaluasi UN di seluruh Indonesia. Berdasarkan evaluasi itu akhirnya disimpulkan kalau kondisi sekolah di seluruh Indonesia masih sangat bervariasi, hingga tidak bisa disama-ratakan. Baik terhadap sekolah-sekolah yang berada di perkotaan maupun di pedesaan, karenanya kemudian disimpulkan bahwa hasil UN tidak bisa digunakan semata-mata sebagai penentu kelulusan,melainkan harus diintegrasikan dengan nilai ujian sekolah dan penilaian guru. Selain itu munculnya kepmendiknas itu juga untuk menjawab keresahan siswa maupun walimurid yang selalu muncul setiap tahun saat pelaksanaan UN serta menjawab berbagai kritikan dan sikap pro kontra di tengah masyarakat.

Berbagai kebijakan, program dan sistem pendidikan baru yang ditawarkan pemerintah tentunya tidak terlepas dari upaya untuk memajukan dunia pendidikan di tanah air. Hal itu mengingat kenyataan, bahwa hingga hari ini kualitas pendidikan kita masih sangat jauh tertinggal dibandingkan negara-negara yang sedang berkembang, terutama di lingkup negara-negara ASEAN. Berdasarkan survey political and economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.Memprihatinkan lagi, hasil survey tahun 2007 World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan kita dari 55 negara yang disurvey Indonesia berada pada urutan 53. Dampak rendahnya mutu pendidikan Indonesia itu secara tidak langsung ternyata ikut mempengaruhi berbagai sisi kehidupan di negeri ini.

Oleh karenanya pemerintah berharap melalui UN dapat meningkatkan mutu pendidikan di tanah air, meski kemudian mendapat tantangan dan kritikan keras di tengah-tengah pelaksanaanya. Dengan dimulainya model baru dalam pelaksanaan UN mendatang, diharapkan dapat menyempurnakan sistem pendidikan kita. Dengan demikian, cita-cita ingin mengangkat derajat sekaligus mensejajarkan kualitas pendidikan Indonesia dengan negara-negara maju bisa dicapai. Tentunya tanpa mengorbankan pendidikan yang sedang berlangsung di daerah-daerah yang masih belum mampu mengimbangi kualitas pendidikan di perkotaan yang rata-rata tingkat pendidikan anak didiknya sudah mengalami kemajuan pesat. Dengan munculnya kepmendiknas ini kita juga berharap perdebatan yang panjang terkait pelaksanaan UN harus dihentikan, berganti dengan semangat meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.
Read More...