Sebuah pernyataan yang cukup mengagetkan dari Mendiknas bahwa UN Bisa dihapus jika UN terbukti tidak efektif, maka Kementerian Pendidikan akan menghapus ujian nasional tersebut. Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/6), saat menghadiri pembagian rapor siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Gadel, Tandes, Surabaya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional mempercepat evaluasi penyelenggaraan ujian nasional.
Evaluasi itu dilakukan terkait adanya beberapa kasus sontekan massal di sejumlah sekolah sepanjang pelaksanaan ujian nasional.
Jika terbukti tidak efektif, Kementerian Pendidikan akan menghapus ujian nasional tersebut.
Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/6), saat menghadiri pembagian rapor siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Gadel, Tandes, Surabaya.
Nuh menegaskan, pendidikan tidak boleh statis. Jika tidak efektif, ujian nasional dapat dihapuskan agar kasus contek massal tidak terjadi lagi.
Saat ini, kata Nuh, Kementerian Pendidikan Nasional masih mengkaji berbagai kemungkinan untuk memperbaiki sistem evaluasi pendidikan. Mulai di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.
Perbaikan sistem ini sekaligus juga ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Dikaji ulang
Sementara itu Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan, berkaca dari kasus contekan massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya dan SDN 06 Pesanggrahan, mengusulkan ujian nasional di tingkat Sekolah Dasar (SD) dikaji lagi.
Bagi Lukman hakim, anak-anak SD tidak perlu mengikuti ujian nasional.
"Apakah sudah tepat untuk SD itu dilakukan ujian nasional? SD tidak perlu lagi ujian nasional toh dia akan sampai ke SMP karena wajib belajar 9 tahun kan dari SD ke SMP," katanan dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (18/6).
Dikatakan dia, pelaksanaan ujian nasional khususnya tingkat sekolah dasar harus dicermati kembali karena ekses adanya ujian nasional banyak sekali bermunculan.
"Seperti yang terjadi di Surabaya dan Pesanggrahan. Namun, tenaga pendidik tidak begitu saja bisa disalahkan saat memberikan contekan kepada para anak didiknya karena ada sistem yang berjalan tidak sebagaimana mestinya. Di mana para guru akan berbuat apapun untuk nama baik sekolah," tambahnya.
Menurut dia, para pendidik melakukan itu untuk mempertahankan kualitas sekolahnya sehingga seharusnya sistem yang harus diperbaiki. (
Sumber : Situs Resmi Menkokesra
Sebagaimana kita ketahui bahwa tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional mempercepat evaluasi penyelenggaraan ujian nasional.
Evaluasi itu dilakukan terkait adanya beberapa kasus sontekan massal di sejumlah sekolah sepanjang pelaksanaan ujian nasional.
Jika terbukti tidak efektif, Kementerian Pendidikan akan menghapus ujian nasional tersebut.
Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/6), saat menghadiri pembagian rapor siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Gadel, Tandes, Surabaya.
Nuh menegaskan, pendidikan tidak boleh statis. Jika tidak efektif, ujian nasional dapat dihapuskan agar kasus contek massal tidak terjadi lagi.
Saat ini, kata Nuh, Kementerian Pendidikan Nasional masih mengkaji berbagai kemungkinan untuk memperbaiki sistem evaluasi pendidikan. Mulai di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.
Perbaikan sistem ini sekaligus juga ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Dikaji ulang
Sementara itu Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan, berkaca dari kasus contekan massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya dan SDN 06 Pesanggrahan, mengusulkan ujian nasional di tingkat Sekolah Dasar (SD) dikaji lagi.
Bagi Lukman hakim, anak-anak SD tidak perlu mengikuti ujian nasional.
"Apakah sudah tepat untuk SD itu dilakukan ujian nasional? SD tidak perlu lagi ujian nasional toh dia akan sampai ke SMP karena wajib belajar 9 tahun kan dari SD ke SMP," katanan dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (18/6).
Dikatakan dia, pelaksanaan ujian nasional khususnya tingkat sekolah dasar harus dicermati kembali karena ekses adanya ujian nasional banyak sekali bermunculan.
"Seperti yang terjadi di Surabaya dan Pesanggrahan. Namun, tenaga pendidik tidak begitu saja bisa disalahkan saat memberikan contekan kepada para anak didiknya karena ada sistem yang berjalan tidak sebagaimana mestinya. Di mana para guru akan berbuat apapun untuk nama baik sekolah," tambahnya.
Menurut dia, para pendidik melakukan itu untuk mempertahankan kualitas sekolahnya sehingga seharusnya sistem yang harus diperbaiki. (
Sumber : Situs Resmi Menkokesra
0 comments
Post a Comment