Karena dianggap nakal, lima siswa SMP PGRI 1 Kotabaru dikeluarkan dari sekolah. Imbasnya, mereka tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) yang digelar satu bulan lagi.
Sikap keras dipelihatkan Kepala SMP PGRI 1 Purhani dan para guru. Purhani mengungkapkan lima siswa itu dikeluarkan secara tidak bersaman dalam sebulan ini. Alasannya, para guru tidak kuat lagi menanggung beban moral karena perilaku mereka.
Disebutkannya, lima siswa itu sering tidak masuk sekolah dan melawan jika ditegur. "Kami mengeluarkan karena ada bukti-bukti pelanggaran yang mereka lakukan. Sekolah bisa menerima mereka lagi, tetapi setelah ajaran baru. Itu pun dengan catatan mereka harus mengubah perilaku," ucap Purhani.
Tidak hanya itu. Dia juga beralasan, para guru khawatir jika kelimanya tetap masuk sekolah bisa mengganggu konsentrasi belajar murid lainya menjelang UN.
Tindakan ini membuat orangtua mereka marah.Tidak terima dengan dengan keputusan dewan guru, orangtua salah seorang siswa itu mengajukan protes. Jumat (18/3/2011), mereka mendatangi sekolah yang berlokasi di Gang Mawar, Jalan Veteran, Kotabaru.
"Seharusnya para guru bisa memaklumi kenakalan remaja. Kalau harus dikeluarkan, mereka harus membuat rekemondasi pemindahan ke sekolah lain. Jangan main berhentikan, apalagi mendekati ujian," ujar Arbani. Dia adalah ayah seorang siswa yang diberhentikan, Andra Atmi.
Selain Andra, dewan guru sekolah itu memberhentikan Risky Afrizal, Genta Saputra, Romiadi dan Arif Darmawan. Semuanya siswa kelas III.
Arbani mengatakan, jika dewan guru tetap bersikukuh dengan keputusan yang membuat anaknya tidak bisa mengikuti UN, persoalan itu akan diadukan ke aparat hukum. "Setelah ini saya melapor ke DPRD," ucapnya.
Sebelumnya, Arbani mengadukan permasalahan itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kotabaru. "Disdik berjanji memfasilitasi dengan mempertemukan kami dengan para guru. Kalau tidak selesai, terpaksa ke jalur hukum. Keputusan mereka merusak masa depan pendidikan anak saya," ujarnya.
Saat ditanya perasaannya, Andra mengaku dalam kondisi bingung. "Saya masih ingin sekolah. Saya berjanji memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan," ucapnya.
Sikap keras dipelihatkan Kepala SMP PGRI 1 Purhani dan para guru. Purhani mengungkapkan lima siswa itu dikeluarkan secara tidak bersaman dalam sebulan ini. Alasannya, para guru tidak kuat lagi menanggung beban moral karena perilaku mereka.
Disebutkannya, lima siswa itu sering tidak masuk sekolah dan melawan jika ditegur. "Kami mengeluarkan karena ada bukti-bukti pelanggaran yang mereka lakukan. Sekolah bisa menerima mereka lagi, tetapi setelah ajaran baru. Itu pun dengan catatan mereka harus mengubah perilaku," ucap Purhani.
Tidak hanya itu. Dia juga beralasan, para guru khawatir jika kelimanya tetap masuk sekolah bisa mengganggu konsentrasi belajar murid lainya menjelang UN.
Tindakan ini membuat orangtua mereka marah.Tidak terima dengan dengan keputusan dewan guru, orangtua salah seorang siswa itu mengajukan protes. Jumat (18/3/2011), mereka mendatangi sekolah yang berlokasi di Gang Mawar, Jalan Veteran, Kotabaru.
"Seharusnya para guru bisa memaklumi kenakalan remaja. Kalau harus dikeluarkan, mereka harus membuat rekemondasi pemindahan ke sekolah lain. Jangan main berhentikan, apalagi mendekati ujian," ujar Arbani. Dia adalah ayah seorang siswa yang diberhentikan, Andra Atmi.
Selain Andra, dewan guru sekolah itu memberhentikan Risky Afrizal, Genta Saputra, Romiadi dan Arif Darmawan. Semuanya siswa kelas III.
Arbani mengatakan, jika dewan guru tetap bersikukuh dengan keputusan yang membuat anaknya tidak bisa mengikuti UN, persoalan itu akan diadukan ke aparat hukum. "Setelah ini saya melapor ke DPRD," ucapnya.
Sebelumnya, Arbani mengadukan permasalahan itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kotabaru. "Disdik berjanji memfasilitasi dengan mempertemukan kami dengan para guru. Kalau tidak selesai, terpaksa ke jalur hukum. Keputusan mereka merusak masa depan pendidikan anak saya," ujarnya.
Saat ditanya perasaannya, Andra mengaku dalam kondisi bingung. "Saya masih ingin sekolah. Saya berjanji memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan," ucapnya.
0 comments
Post a Comment