| 0 comments ]

Pengamat pendidikan, Daniel M Rosyid, mengkritik Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang bersikeras melanjutkan kebijakan Ujian Nasional (UN). Hal itu dibuktikan dengan digelarnya Lokakarya Manajemen Penyelenggaraa UN 2012 akhir pekan lalu di kantor Kemendiknas.

Dengan begitu, kata dia, pelaksanaan UN 2012 tetap dijadikan alat pemetaan mutu dan evaluasi hasil belajar siswa. Menurut Daniel, jika masih ikut menentukan kelulusan siswa, sebaiknya bobot UN diperkecil menjadi maksimal 20 persen. Sisanya ditentukan evaluasi belajar oleh dewan guru sekolah masing-masing, terutama yang terakreditasi.


Tentu saja penilaiannya secara komprehensif, multi-ranah, dan multi-cerdas. “Ini agar kompetensi belajar siswa dan kelulusannya tidak hanya ditentukan dari nilai UN saja,” ujar Daniel kepada Republika, Senin (26/9).

Jika bobot UN masih di atas 50 persen, ia khawatir hasil UN 2012 bahkan tidak bisa digunakan sebagai peta mutu untuk menilai kualitas pendidikan nasional. Hal itu karena pelaksanaan UN dinilainya penuh kecurangan sistemik. Lagian, sebut dia, proses pembelajaran dengan model tersebut mengabaikan karakter siswa.

“Kemendiknas harus buka mata dan telinga mendengar kritikan ini,” harap Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur tersebut.
Read More...

| 0 comments ]

Meski terus menjadi perdebatan banyak pihak, kebijakan mengenai Ujian Nasional (UN) tahun 2012 tidak berubah.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar, menyatakan kebijakan UN tidak akan berubah. Dan sepengetahuannya belum ada arahan dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN.

"Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40, namun secara teknis akan terus disempurnakan. Dan juga akan kita kaji mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya," tutur Khairil, Senin (26/9).

Meski begitu, untuk menjamin kualitas UN agar mengalami peningkatan kualitas di setiap tahunnya, Balitbang Kemdiknas bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menggelar lokakarya nasional dengan tema "Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas, dan Kredibilitas Ujian Nasional".

Lokakarya nasional ini digelar di Bogor selama tiga hari, 23-25 September 2011, dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait. Seperti seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, perwakilan guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan lain sebagainya.

"Lokakarya ini merupakan forum diskusi perumusan untuk UN yang lebih baik. Karena UN ini sendiri mendapat dukungan beragam pihak," kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, saat membuka lokakarya tersebut, Jumat (23/9), di Kantor Pusat Kemdiknas, Jakarta.

Fasli menjelaskan, dalam lokakarya ini, nantinya secara khusus akan dibicarakan mengenai evaluasi UN sebelumnya seperti memperbaiki organisasi, manajemen, dan mekanisme penyelengaraan UN tahun depan. "Ini untuk mendapatkan hasil ujian yang berkualitas, kredibel dan akseptebel. Juga mampu meningkatkan kejujuran," ujar Fasli.
Read More...

| 0 comments ]

Ujian Nasional (UN) 2012 akan dirumuskan lebih baik lagi dengan menggelar lokakarya selama 3 hari. Hal itu disampaikan oleh Wakil Kemendiknas Prof Dr. Fasli Jalal, Ph.D saat membuka Lokakarya Nasional di Graha Utama Gedung A, Kemendiknas, Jumat (23/9).

"Ujian Nasional akan tetap dilaksanakann karena sudah didukung oleh presiden dan menteri. Cuma sistim UN yang perlu diperbaiki,” kata Fasli dalam pidatonya saat membuka Lokakarya Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012 yang mulai 23-25 di Hotel Salak, Bogor"


Menurut Fasli lagi, dengan adanya Lokakarya Nasional dengan tema “Peningkatan Kwlitas, Akseptabilitas dan Kredibilitas UN” yang diikuti oleh 166 itu diharpakan UN kedepan akan lebih baik lagi.

Agar UN 2012 lebih efektif dan berkwlitas Kemendiknas sudah mulai bekerja sejak sekarang.

‘Tujuannya agar UN tahun 2012 dilaksanakan tidak terburu-buru dan berkwalitas,” kata. Kepala Balitbang Kemendiknas Prof Khairil Anwar Notodiputo usai pembukaan Lokakarya.
Read More...

| 0 comments ]

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menegaskan, kebijakan yang akan digunakan untuk pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2012 mendatang tidak akan berubah. Dengan kata lain, semua kebijakan yang akan digunakan masih sama dengan yang digunakan di tahun 2011 ini.

“Kebijakannya akan tetap sama. Bagaimana pun UN akan tetap dilakukan dan digelar oleh pemerintah. Mengenai pola pembobotan nilai kelulusan siswa pun akan tetap sama, Yakni, 60 persen untuk UN dan 40 persen dari nilai Ujian Sekolah,” ujar Fasli ketika ditemui usai pembukaan Lokakarya Nasional ‘Manajemen Penyelenggaraan UN 2012 : Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas dan Kredibilitas Ujian Nasional’ di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Jumat (23/9) sore.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdiknas, Khairil Anwar mengatakan, dalam lokakarya ini pemerintah bersama dengan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) akan mengkaji manajemen penyelenggaran UN.

“Selama ini kurang diketahui, pemanfaatan hasil UN belum bisa tersosialisasikan secara luas. Maka dari itu, pemerintah akan terus berupaya untuk menggunakan hasil UN tersebut guna memperbaiki hasil pembelajaran di sekolah. Pasalnya, hasil UN itu tentunya memiliki informasi yang cukup luas untuk meningkatkan mutu pendidikan,” ujarnya.

Di dalam lokakarya yang akan berlangsung hingga Minggu (25/9) di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Jawa Barat, Khairil juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan membahas lebih mendalam pada topik mengenai bagaimana teknis penyelenggaraan UN 2012 agar menjadi lebih baik dan dipercaya.

“Jangan sampai kasus kecurangan atau ketidakjujuran terjadi seperti tahun-tahun lalu. Maka dari itu,kita juga akan membahas masalah koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Dulu mungkin UN dibuat bulan Juli dan baru dibahas pada bulan Maret. Namun untuk saat ini, kita sudah membahas dari sekarang, kita persiapkan yang lebih panjang sehingga diharapkan akan lebih baik,” tuturnya.
Read More...

| 0 comments ]

Sejumlah pihak masih meragukan kredibilitas pelaksanaan ujian nasional (UN) yang digelar oleh pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini dalam pelaksanaan UN masih saja terjadi tindak kecurangan.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, MA mengatakan, kredibilitas UN saat ini masih harus ditelaah kembali. Sebab, tingkat kelulusan 2011 hampir 100 persen.

"Jumlah tingkat kelulusan UN yang mencapai 100 persen itu jika dilihat memang bagus. Namun jika dipahami lebih mendalam, lulus hampir 100 persen masih tanda tanya. Itu hanya memberikan kepuasan sesaat," ungkap Rochmat di Jakarta, Sabtu (14/9).

Dirinya pun meminta pemerintah agar mengevaluasi lagi pembobotan kelulusan siswa dengan rasio 60 persen UN dan 40 persen Ujian Sekolah (US). Selain itu, definisi lulus pun juga harus lebih diperjelas.

"Kenapa pemerintah tidak mengubah pembobotannya menjadi 70:30? Kondisi di lapangan masih ada siswa yang tidak serius belajar. Masa lulus juga? Kasus tahun lalu, Bali yang tingkat kelulusan siswanya tinggi tapi begitu mengikuti SNMPTN banyak gagal. Ini artinya apa?" tegas Rochmat.

Rochmat khawatir besarnya porsi yang diberikan untuk nilai ujian sekolah justru memunculkan intervensi di lembaga pendidikan. Bisa jadi, ada upaya manipulasi nilai rapor sejak awal lantaran sekolah sudah tahu bahwa nilai rapor ikut dihitung.

"Jadi perlu dikawal. Butuh kejujuran dan komitmen mutu. Bukan hanya lulus," katanya.

Rochmat juga meminta daerah tidak mengintervensi sekolah karena akibatnya membuat tim sukses calon kepala daerah menghalalkan segara cara untuk meluluskan para siswa. Karenanya, bukan tidak mungkin UN jiga dipolitisasi.

"Bahkan kepala daerah pun juga ikut menekan sekolah agar para siswa diluluskan. Saya kemarin dapat telepon dari guru yang diancam kepala sekolah karena tidak mau ikuti itu (curang). Bayangkan, sampai segitunya. Maka dari itu, pemerintah harus mengkaji ulang mengenai hal ini," tuturnya.
Read More...

| 0 comments ]

Secara resmi disampaikan oleh Kepala Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar bahwa Sistem UN 2012 Tidak mengalami perubahan. Pernyataan Khairil Anwar tersebut disampaikan di Jakarta pada hari Jumat (23/9/2011).

"Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40, namun secara teknis akan terus disempurnakan dan juga akan kita kaji mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya," kata Khairil, di Jakarta"


Namun, untuk menjamin kualitas UN agar mengalami peningkatan kualitas setiap tahunnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menggelar lokakarya nasional dengan tema "Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas, dan Kredibilitas Ujian Nasional".

Lokakarya nasional ini digelar di Bogor selama tiga hari, 23-25 September 2011, dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait, seperti seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, perwakilan guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan lain sebagainya.

"Lokakarya ini merupakan forum diskusi perumusan untuk UN yang lebih baik. Karena UN ini sendiri mendapat dukungan beragam pihak," kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, saat membuka lokakarya tersebut, Jumat (23/9/2011) di Kantor Pusat Kemdiknas, Jakarta.

Fasli menjelaskan, dalam lokakarya ini, secara khusus akan dibicarakan mengenai evaluasi UN sebelumnya, memperbaiki organisasi, manajemen, dan mekanisme penyelenggaraan UN tahun depan.

"Ini untuk mendapatkan hasil ujian yang berkualitas, kredibel dan acceptable. Juga mampu meningkatkan kejujuran," ujar Fasli.

Kesimpulannya : meskipun masalah Sistem UN 2012 menjadi perdebatan banyak pihak, tetapi yang harus kia jadikan acuan adalah pernyataan resmi kemdiknas. kebijakan mengenai ujian nasional (UN) tahun 2012 tidak akan berubah. Kebijakan UN tidak akan berubah dengan dasar belum adanya arahan resmi dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN.
Read More...

| 0 comments ]

Soal-soal matematika Ujian Nasional SMA (UN SMA) sangat diperlukan oleh para guru pembimbing dan siswa calon peserta UN SMA dikarenakan soal mata pelajaran ini sering dipandang sulit sehingga bisa membuat para siswa tidak optimis dalam memperoleh hasil UN SMA. Dari enam mata pelajaran yang diujikan dalam UN SMA (Program IPA/IPS/Bahasa/Keagamaan), matematika perlu dipelajari dan dipersiapkan sebaik mungkin sehingga semua kendala atau kesulitan siswa bisa diatasi. Situs Ujian Nasional ini berkomitmen menyediakan kumpulan Soal Matematika UN SMA yang bisa didownload oleh para pengunjung. Saran kami sebenarnya janganlah terlalu berlebihan memandang kesulitan mata pelajaran yang banyak mengandung rumus ini karena pelajaran lainnya pun perlu dikuasai dengan baik oleh para calon peserta UN SMA apabila ingin lulus ujian nasional.

Download Soal Matematika UN SMA



Read More...

| 0 comments ]

Soal-soal matematika Ujian Nasional SMK (UN SMK) sangat diperlukan oleh para guru pembimbing dan siswa calon peserta UN SMK dikarenakan soal mata pelajaran ini sering dipandang sulit sehingga bisa membuat para siswa psimis dalam memperoleh hasil UN SMK. Dari empat mata pelajaran yang diujikan dalam UN SMK, matematika perlu dipelajari dan dipersiapkan sebaik mungkin sehingga semua kendala atau kesulitan siswa bisa diatasi. Situs Ujian Nasional ini berkomitmen menyediakan kumpulan Soal Matematika UN SD yang bisa didownload oleh para pengunjung. Saran kami sebenarnya janganlah terlalu berlebihan memandang kesulitan mata pelajaran yang banyak mengandung rumus ini karena mata pelajaran yang lainnya pun perlu dikuasai dengan baik oleh para calon peserta UN SMK apabila ingin lulus ujian nasional.

Download Soal Matematika UN SMK



Read More...

| 0 comments ]

Soal-soal matematika Ujian Nasional SMP (UN SMP) sangat diperlukan oleh para guru pembimbing dan siswa calon peserta UN SMP dikarenakan soal mata pelajaran ini sering dipandang sulit sehingga bisa membuat para siswa psimis dalam memperoleh hasil Ujian Nasional SMP. Dari tiga mata pelajaran yang diujikan dalam UN SMP, matematika perlu dipelajari dan dipersiapkan sebaik mungkin sehingga semua kendala atau kesulitan siswa bisa diatasi. Situs Ujian Nasional ini berkomitmen menyediakan kumpulan Soal Matematika UN SMP yang bisa didownload oleh para pengunjung. Saran kami sebenarnya janganlah terlalu berlebihan memandang kesulitan mata pelajaran yang banyak mengandung rumus ini karena tiga pelajaran lainnya, yaitu IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia pun perlu dikuasai dengan baik oleh para calon peserta Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama apabila ingin lulus ujian nasional.

Download Soal Matematika UN SMP



Read More...

| 0 comments ]

Soal-soal matematika Ujian Nasional Sekolah Dasar (UN SD) sangat diperlukan oleh para guru pembimbing dan siswa calon peserta UASBN / UN SD dikarenakan soal mata pelajaran ini sering dipandang sulit sehingga bisa membuat para siswa psimis dalam memperoleh hasil Ujian Nasional SD. Dari tiga mata pelajaran yang diujikan dalam UN SD, matematika perlu dipelajari dan dipersiapkan sebaik mungkin sehingga semua kendala atau kesulitan siswa bisa diatasi. Situs Ujian Nasional ini berkomitmen menyediakan kumpulan Soal Matematika UN SD yang bisa didownload oleh para pengunjung. Saran kami sebenarnya janganlah terlalu berlebihan memandang kesulitan mata pelajaran yang banyak mengandung rumus ini karena dua pelajaran lain, yaitu IPA dan Bahasa Indonesia pun perlu dikuasai dengan baik oleh para calon peserta Ujian Nasional Sekolah Dasar apabila ingin lulus ujian nasional.

Download Soal Matematika UN SD



Read More...

| 0 comments ]

Sekolah menentukan kelulusan siswa Sekolah Dasar yang mengikuti Ujian Nasional (UN) 2011. Kelulusan sepenuhnya ditentukan melalui rapat Dewan Guru di sekolah masing-masing.

Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Dispenjar Pematangsiantar Roslina Siregar, Senin, (9/5) mengatakan kelulusan siswa tingkat SMP dan SMA berbeda dengan kelulusan siswa SD.

Pemindaian lembar jawaban, menurut Roslina, juga berbeda dengan tingkat SMP dan SMA. Pemindaian jawaban akan dilakukan di tiap kabupaten dan kotamadya sebelum dikirimkan ke pihak yang berwenang di tingkta provinsi.

Tahun 2011, Ujian Nasional akan diselenggarakan 10-13 Mei. Menurut Roslina, UN di Kota Pematangsiantar akan diikuti 5.280 siswa dari SD negeri, swasta, dan madrasah ibtidayah. Mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Hari Kedua, Matematika. IPA di hari ketiga.

"Tiap ruangan akan diisi dua puluh murid dan diawasi dua guru dengan sistem silang," ujar Roslina.

Soal Ujian, kata Roslina, sudah sampai Sabtu (7/5) kemarin dan disimpan di Kantor Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Jalan Merdeka. Soal-soal tersebut akan disampaikan ke tiap-tiap sekolaj oleh petugas Disdik dan dikawal personil Polresta sesaat sebelum UN dilaksanakan setiap harinya.
Read More...

| 0 comments ]

Siswa Menengah Kejuruan (SMK) Rabu (20/4)telah menyelesaikan Ujian Nasional (UN) 2011. SMK memang lebih dulu selesai dalam melaksanakan UN karena hanya tiga mata pelajaran yang di UN kan. Meski begitu sejumlah siswa harus mengikuti UN ulangan karena pada saat UN mata pelajaran Matematika, mereka tidak hadir.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah(MKKS)SMK Kota Bandung, Supardi, mengatakan selama tiga hari pelaksanaan UN SMK berjalan lanvar meski masih ada godaan dengan beredarnya kunci jawaban. Meski begitu, sejumlah siswa harus mengikuti UN ulangan untuk mata pelajaran Matematika karena pada saat mata pelajaran tersebut di UN kan banyak siswa yang tidak hadir.

"Dari hasil pengecekan ke sekolah-sekolah, beberapa siswa ada yang tidak hadir untuk mata pelajaran yang di UN kan, ada yang sakit atau mengundurkan diri. Namun khusus mata pelajaran Matematika jumlah siswa yang tidak hadir mencapai 40 siswa, tidak tahu kenapa pas mata pelajaran ini banyak yang tidak hadir," kata Supardi, Rabu (20/4).
Read More...

| 0 comments ]

Ujian nasional (UN) teori kejuruan SMK tahun ini berbeda dengan pelaksanaan UN teori kejuruan SMK tahun sebelumnya. Tahun ini, penilaian atau skoring UN tersebut dilakukan oleh dispendidikan kabupaten/kota setempat.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Dinas Pendidikan (Dispen) Kota Parepare EW. Ariyadi akhir pekan lalu, mengatakan, penilaian hasil UN Teori Kejuruan dulunya dilakukan serentak dan terpusat pada panitia UN tingkat provinsi.

"Namun, untuk tahun ini penilaian dan penskoran nilai dilakukan di tingkat satuan pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada pengerjaan soal lembar jawaban yang salah tulis kode jurusan, sehingga untuk mengusutnya jauh lebih mudah," jelasnya.
Read More...

| 0 comments ]

Mungkin Anda bertanya bagaimana apabila saya tidak lulus Ujian Nasional (UN) 2012 tingkat SMA?. Apakah saya bisa mengikuti UN ulang seperti tahun sebelumnya dan jika tidak ada, apakah saya wajib mengulangi dalam satu tahun. Kalau tidak mengulang belajar selama satu tahun apakah saya bisa mengikiuti ujian paket C. Selanjutnya apakah ijazah paket C bisa digunakan untuk melanjutkan ke perguran tinggi atau Unversitas serta bisa untuk melamar kerja. Nah apa sich solusinya, Inilah salah satu solusi terbaik untuk Anda!.

Pemerintah dalam hal ini Kemdiknas sudah mengeluarkan kebijakan untuk mengadakan ujian kesetaraan untuk tingkat pendidikan, seperti:

1. Kejar Paket A dapat mengikuti ujian kesetaraan SD
2. Kejar Paket B dapat mengikuti ujian kesetaraan SLTP
3. Kejar Paket C dapat mengikuti ujian kesetaraan SMU/SMK/MA

Terkait masalah Anda tersebut bisa mengulang di kelas tiga selama satu tahun atau mengikuti Kejar Paket C setara SMA yang hanya syaratnya siswa mengikuti pelajaran kelas selama tiga bulan. Untuk Kejar Paket C ini setahun diselenggarakan dua kali. Setiap peserta yang lulus berhak mendapat ijazah yang setara dengan pendidikan formalnya. Ijazah Kejar Paket C nilainya sama dengan ijazah SMA. Artinya, bisa untuk meneruskan sekolah maupun mencari pekerjaan. Selain itu bagi para pegawai negeri sipil, TNI/Polri, pegawai kelurahan, perangkat desa, dan lain sebagainya, bisa mengikuti ijazah Kejar Paket C setara SMA ini untuk penyesuaian golongan atau pangkat.
Read More...

| 0 comments ]

Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang akan menindak tegas bagi siapa saja yang curang dalam Ujian Nasional. Sanksi tegas akan diberikan mulai sanksi administrasi sampai pemecatan.

"Kami tak main-main untuk memberikan sanksi, kalau sampai ada guru yang memberikan jawaban soal kepada peserta UN, baik melalui kertas, SMS, maupun strategi kecurangan lainnya," Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang Drs Ngaderi Budiyono, Selasa (01/3/2011).

Ia mengatakan, sanksi yang diberikan tak akan tebang pilih. Kami tak segan keluarkan sanksi bagi guru, kepala sekolah, maupun pengawas ujian yang curang," ujarnya.

Budiyono menambahkan, pihaknya sudah menyosialisasikan UN 2011 sejak Desember 2010. UN 2011 untuk tingkat SMA/MA/SMK akan dilaksanakan 18 April 2011 hingga 21 April 2011. Tingkat SMP/MTs/SMPLB pada 25 April 2011 hingga 28/4/2011.

"Terkait pelaksanaan UN kami imbau agar sekolah-sekolahbersikap jujur sesuai hati nurani," ujarnya.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK Muhamadiyah 1 Mertoyudan, M Mahfudz, mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan UN melalui pelatihan soal-soal ujian.

Pelatihan itu diharapkan siswa bisa lebih siap menghadapi UN 2011. "Di sini (SMK Muhamadiyah 1 Mertoyudan)kejujuran menjadi acuan utama," katanya.
Read More...

| 0 comments ]

Sebanyak 26 siswa di Kota Surabaya mendapatkan nilai nol dalam ujian nasional 2011. Hal itu karena nilai mereka tidak masuk dalam “entry data” Dinas Pendidikan setempat.

“Hasil sidak yang kami lakukan, ada 23 siswa SMK dan tiga siswa SMA swasta yang memiliki nilai nol dalam UN,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Sahudi, di Surabaya, Minggu (15/5/2011).

Di sela verifikasi data siswa di SMAN 1 Surabaya, Sahudi menjelaskan alur entry data penilaian untuk siswa SMA/MA/SMK adalah pihak sekolah memasukkan data penilaian siswa di sekolahnya, kemudian dikirimkan ke Disdik Kota Surabaya.

“Dari Disdik Surabaya diteruskan ke Disdik Jawa Timur, kemudian dikembalikan lagi ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, namun ternyata ada 26 siswa yang nilainya tidak masuk dalam ‘entry data’ alias bernilai nol,” katanya.

Menurut Sahudi, ada beberapa penyebab nilai nol untuk siswa dalam UN, yakni diduga nilai UN tidak masuk bukan karena tidak dimasukkan, tapi hanya tidak masuk dalam data entry, sehingga mungkin saja nilai itu merupakan nilai susulan dan lupa dimasukkan.

“Oleh karena itu, kami akan menelusuri penyebabnya. Harapan kita, minggu depan sudah clear,” kata Sahudi.

Sahudi juga menyarankan untuk bertanya langsung ke Dinas Pendidikan Jawa Timur tentang adanya nilai nol, namun Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun saat dikonfirmasi melalui telepon, ternyata tidak diaktifkan.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi E (Kesejahteraan) DPRD Jatim HM Fuad Mahsuni mengatakan, kasus itu merupakan tanggung jawab sekolah, karena itu kesalahan ada pada pihak sekolah, sedangkan anak didik hanya korban.

“Secara teknis, ke-26 anak itu sudah tidak lulus dan hanya tersisa satu solusi, yakni mengikuti Kejar Paket A, B, dan C, karena UN 2011 memang tidak mengenal UU susulan,” katanya.

Menurut dia, kepesertaan dalam Kejar Paket merupakan upaya menyelamatkan anak didik yang menjadi korban, sehingga perlu ada sanksi kepada pihak yang bersalah agar tidak terulang lagi di masa depan.

“Untuk menelusuri itu, kami akan memanggil sekolah, pimpinan Disdik Surabaya dan pimpinan Disdik Jatim untuk melakukan klarifikasi guna mengetahui posisi kesalahan ada di mana. Yang jelas, sanksi harus ada untuk pihak yang bersalah. Kalau teledor, itu bukan 26 anak, tapi hanya 1-2 anak,” ujar HM Fuad Mahsuni.
Read More...

| 0 comments ]

Penerapan mekanisme baru dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2011 dinilai pihak sekolah bisa menekan potensi kecurangan.

"Dalam UN tahun ini ada lima paket soal, berbeda dengan tahun lalu yang hanya dua paket," kata Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Semarang, Sutomo di Semarang, Senin.

Menyikapi mekanisme baru UN itu, ia mengatakan paket soal yang semakin banyak memang mengurangi potensi kecurangan, sebab sangat sulit bagi sekolah sekalipun untuk berlaku curang.

Ia membandingkan dengan mekanisme pelaksanaan UN tahun lalu yang hanya mengujikan dua paket soal, yakni A dan B, sementara tahun ini ada lima paket soal, yakni A hingga E.

"Logikanya seperti ini, kalau ada lima paket soal, apakah mudah bagi sekolah membantu siswa mengerjakan semua soal, apalagi kelima paket pasti memiliki soal yang berbeda," katanya.

Selain mengurangi potensi terjadinya kecurangan, Sutomo menilai mekanisme kelulusan sekolah yang diterapkan tahun ini juga lebih memudahkan siswa dibanding mekanisme tahun lalu.

Ia mengatakan formulasi kelulusan siswa pada tahun ini dilakukan dengan menggabungkan nilai UN dan nilai sekolah, keduanya tak lagi dinilai secara terpisah seperti tahun lalu.

"Ini kemungkinan terburuk, misalnya siswa mendapatkan nilai matematika 3 dan IPA sebesar 1,5, kemungkinan lulus ada jika nilai rata-rata setelah penggabungan memenuhi ketentuan," katanya.

Kendati menilai mekanisme kelulusan siswa tahun ini lebih meringankan, ia mengaku tetap menyiapkan siswa sebaik-baiknya dalam menghadapi UN, seperti halnya tahun lalu.

"Siapa yang tidak ingin siswanya mendapatkan nilai terbaik dalam UN. Kami tetap mempersiapkan siswa, apalagi sekolah kami ini rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)," kata Sutomo.

Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 5 Semarang Suharto juga mengatakan potensi kecurangan dalam pelaksanaan UN justru semakin kecil dengan semakin banyaknya paket soal.

Dalam UN tahun ini ada lima paket soal, kata dia, kalau dalam satu kelas ada 20 siswa, maka setiap empat siswa soalnya berbeda, mereka sulit melakukan kerja sama dalam mengerjakan soal.

"Setiap siswa tentu lebih berkonsentrasi untuk mengerjakan soalnya sendiri, mau mencontek temannya soalnya berbeda, bahkan perbedaannya sampai lima paket soal," kata Suharto.
Read More...

| 0 comments ]

Sebuah pernyataan yang cukup mengagetkan dari Mendiknas bahwa UN Bisa dihapus jika UN terbukti tidak efektif, maka Kementerian Pendidikan akan menghapus ujian nasional tersebut. Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/6), saat menghadiri pembagian rapor siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Gadel, Tandes, Surabaya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional mempercepat evaluasi penyelenggaraan ujian nasional.

Evaluasi itu dilakukan terkait adanya beberapa kasus sontekan massal di sejumlah sekolah sepanjang pelaksanaan ujian nasional.

Jika terbukti tidak efektif, Kementerian Pendidikan akan menghapus ujian nasional tersebut.

Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/6), saat menghadiri pembagian rapor siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Gadel, Tandes, Surabaya.

Nuh menegaskan, pendidikan tidak boleh statis. Jika tidak efektif, ujian nasional dapat dihapuskan agar kasus contek massal tidak terjadi lagi.

Saat ini, kata Nuh, Kementerian Pendidikan Nasional masih mengkaji berbagai kemungkinan untuk memperbaiki sistem evaluasi pendidikan. Mulai di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Perbaikan sistem ini sekaligus juga ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Dikaji ulang

Sementara itu Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan, berkaca dari kasus contekan massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya dan SDN 06 Pesanggrahan, mengusulkan ujian nasional di tingkat Sekolah Dasar (SD) dikaji lagi.

Bagi Lukman hakim, anak-anak SD tidak perlu mengikuti ujian nasional.

"Apakah sudah tepat untuk SD itu dilakukan ujian nasional? SD tidak perlu lagi ujian nasional toh dia akan sampai ke SMP karena wajib belajar 9 tahun kan dari SD ke SMP," katanan dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (18/6).

Dikatakan dia, pelaksanaan ujian nasional khususnya tingkat sekolah dasar harus dicermati kembali karena ekses adanya ujian nasional banyak sekali bermunculan.

"Seperti yang terjadi di Surabaya dan Pesanggrahan. Namun, tenaga pendidik tidak begitu saja bisa disalahkan saat memberikan contekan kepada para anak didiknya karena ada sistem yang berjalan tidak sebagaimana mestinya. Di mana para guru akan berbuat apapun untuk nama baik sekolah," tambahnya.

Menurut dia, para pendidik melakukan itu untuk mempertahankan kualitas sekolahnya sehingga seharusnya sistem yang harus diperbaiki. (

Sumber : Situs Resmi Menkokesra
Read More...

| 0 comments ]

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kembali memperoleh predikat terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia dalam soal kejujuran pelaksanaan ujian nasional.

"Tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih dinyatakan sebagai provinsi yang paling jujur dalam melaksanaan Ujian Nasional (UN)," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Baskara Aji di Yogyakarta, Minggu (15/5).

Menurut dia, predikat tersebut diberikan berdasarkan penilaian tim independen yang tidak banyak mendapat keluhan atau teguran selama pelaksanaan ujian nasional.

Selain itu, predikat tersebut juga dilakukan berdasarkan analisis terhadap pola jawaban peserta Ujian Nasional.

"Jika ada pola jawaban dengan kesalahan yang kembar, maka ada kemungkinan terjadi sesuatu yang berhubungan dengan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional," ujarnya.

Berdasarkan penggabungan nilai ujian nasional dan ujian akhir sekolah, di Provinsi DIY terdapat 198 siswa dari 41.700 siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan yang dinyatakan tidak lulus.

Di tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, tingkat kelulusan tertinggi berada di Kabupaten Bantul mencapai 99,66 persen atau hanya ada 15 dari 4.443 siswa yang tidak lulus.

Tingkat kelulusan tertinggi untuk Sekolah Menengah Kejuruan masih dipegang Kabupaten Bantul dengan 99,88 persen atau hanya ada lima siswa dari 4.190 siswa yang tidak lulus.

Kriteria kelulusan berdasarkan nilai Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah adalah rata-rata 5,5 dan tidak boleh ada nilai di bawah 4,0.
Read More...

| 0 comments ]

Suasana pengumuman kelulusan ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs di Bali penuh nuansa religius, karena setiap sekolah di seluruh Bali menyelenggarakan doa bersama di Pura sekolah, khususnya bagi siswa yang beragama Hindu.

Doa bersama tersebut bertujuan untuk mempersiapkan mental siswa sebelum menerima hasil ujian nasional (UN. Diharapkan dengan didahului doa bersama it para siswa nantinya tidak meluapkan emosi berlebihan saat diumumkan hasil kelulusan.

"Kami menghimbau suasana pembagian religius agar kegembiraan tidak dirayakan secara berlebihan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Bali, I Wayan Suasta. "Kami harap siswa yang lulus dapat menjaga perasaan siswa yang tidak lulus," tambahnya.

Di Bali tingkat kelulusan tahun ini merosot dibandingkan tahun lalu. Dari 55.181 peserta yang mengikuti UN, jumlah yang tidak lulus mencapai 774 siswa atau 1,40 persen. Sementara tahun lalu, dari 52.067 yang tidak lulus hanya 214 siswa atau 0,41 persen.
Read More...

| 0 comments ]

Penguasaan teknologi dan bahasa Inggris menjadi salah satu kunci dalam menghadapi persaingan global dunia. Karenanya, baik teknologi maupun bahasa Inggris menjadi fokus utama SMP Negeri 6 Batam dalam mendidik siswanya.

Hal tersebut sekaligus disejalankan dengan status sekolah ini yang sudah menyandang predikat sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Tak hanya itu, memasuki tahun keempat, sekolah ini mulai memberlakukan semua kelas masuk dalam standar RSBI.

Menurut Rizal Ramadhani, Wakil kesiswaan SMP Negeri 6 Batam, sekolah ini memiliki nilai plus yaitu kurikulum nasional yang dipadukan kurikulum internasional.

"Dengan kurikulum plus ini, anak didik kami pun memiliki pengetahuan bahasa Inggris dan teknologi informasi. Kedua hal tersebut merupakan bekal mereka bersaing di dunia global," ujar Rizal Ramadhani.

Sebagai sekolah RSBI, sekolah yang terletak di jalan Laksamana Bintan, Sei Panas ini memberlakukan sistem pelajaran bilingual alias pengajaran dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia.

"Pelajaran bilingual ini berlaku untuk mata pelajaran Fisika, Matematika, Biologi dan bahasa Inggris," ungkap Rizal Ramadhani. Tahun 2010, SMP 6 Batam memberlakukan hanya enam kelas yang masuk standar RSBI, namun untuk tahun 2011 semua lokal yang berjumlah tujuh kelas menggunakan standar RSBI.

Rizal menjelaskan, SMP 6 Batam memiliki fasilitas teknologi yang mendukung pembelajaran standar RSBI seperti hotspot internet dan infokus. "Dengan adanya teknologi ini belajar siswa dapat lebih menarik. Misalnya saja dengan infokus siswa pun dapat lebih mendetail dalam menerima informasi. Belajar secara diskusi ini pun akan memacu siswa mencari data di internet, kemandirian pun dapat dibentuk," tuturnya.

Nah, salah satu keuntungan sekolah RSBI, setiap semester diberlakukan ujian nasional untuk kelas satu, dua dan tiga. Pemantapan pun dilakukan selama dua jam setelah pulang sekolah.

"Ujian nasional diikuti sekolah RSBI se-Indonesia. Misalnya saja tanggal 11 Mei mendatang kami akan menyelengarakan UN. Semester lalu SMP 6 Batam berada di ranking 17 dari 120 sekolah RSBI," jelasnya.

Dengan adanya UN ini, siswa diharapkan tak perlu takut lagi dalam menghadapi UN karena sudah terbiasa. Selain itu, SMP 6 Batam memiliki berbagai fasilitas seperti laboratorium bahasa, laboratorium komputer, lapangan olahraga, AC dan Loker.

Jadi tak salah dong dengan segudang fasilitas yang diberikan, siswa-siswa pun terpacu untuk berprestasi. Sederet prestasi yang telah diraih seperti Cerdas Cermat, Pramuka, PMR, IT, Siswa Berprestasi, Story Telling dan banyak lagi.
Read More...

| 0 comments ]

Kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Ajaran 2010/2011 mencapai 99,22 persen atau dari sebanyak 1.461.941 peserta UN SMA/MA jumlah peserta yang lulus sebanyak 1.450.498, sedangkan peserta yang tidak lulus 11.443 peserta atau 0,78 persen.

"Dibandingkan angka kelulusan tahun 2009/2010 ada kenaikan jumlah kelulusan. Angka kelulusan UN tahun lalu gabungan ujian utama dan ujian ulang sebanyak 99,04 persen," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat menyampaikan data hasil kelulusan UN dan distribusinya di Jakarta, Jumat.

Mendiknas menyebutkan data awal yang mendaftar 1.476.575 peserta, tetapi dalam perjalanan, sekolah yang memasukkan nilai sekolah sebanyak 1.467.058 atau 99,36 persen.

"Ada sebanyak 9.517 siswa atau 0,64 persen yang tidak dimasukkan nilai sekolahnya. Hal ini karena bisa jadi di tengah jalan ada yang drop out atau bekerja," katanya saat memberikan keterangan pers di Kemdiknas.

Mendiknas lebih lanjut menyatakan dari sebanyak 1.467.058 siswa yang tidak mengikuti UN sebanyak 5.117 siswa. Provinsi yang paling banyak tidak lulus dari sisi prosentase adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), sedangkan paling banyak lulus adalah Bali.

Mohammad Nuh menyatakan terdapat sebanyak 14.131 sekolah yang siswanya 100 persen lulus dan lima sekolah yang semua siswanya tidak lulus dengan jumlah 147 siswa. Sekolah yang kelulusannya nol persen yaitu di DKI Jakarta ada tujuh siswa; Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam 26 siswa; Jambi dua siswa; Kian Darat Maluku 48 siswa; dan Urei Fasei Papua 64 siswa.

Sementara jumlah kelulusan peserta UN SMK mencapai 99,51 persen. Dari total 8.074 sekolah negeri dan swasta dan 942.698 peserta, dinyatakan lulus 938.043 peserta. Sekolah yang angka kelulusannya 100 persen sebanyak 768.854 siswa (81,48 persen).

"Di SMK tidak ada sekolah yang kelulusannya nol persen," kata Menteri Nuh.

Ia lebih lanjut mengatakan hasil UN tahun 2011 disamping untuk menentukan kelulusan, juga akan digunakan untuk pemetaan. Ia mencontohkan lima sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus dapat langsung dipetakan.

"Tujuannya untuk perbaikan, seperti tahun lalu kami melakukan intervensi di Nusa Tenggara Timur. Target berikutnya dipakai untuk masuk ke perguruan tinggi," ujarnya.

Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Aman Wirakartakusumah mengatakan kebijakan untuk menggunakan hasil UN untuk masuk ke perguruan tinggi adalah tepat.

"Di Amerika sejak tiga tahun lalu telah memulai untuk melaksanakan standar tes di semua negara bagian. Kita yakinkan para rektor dengan nilai UN yang dicapai agar mahasiswa bisa diterima langsung di perguruan tinggi," ujarnya.

Pelaksanaan UN tahun 2011 mengalami perubahan pada syarat kelulusan dimana nilai akhir penentu kelulusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat, serta sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, ditetapkan dengan menggabungkan nilai mata pelajaran ujian nasional (UN) dengan nilai sekolah.

Nilai akhir adalah pembobotan 60 persen nilai UN ditambah 40 persen nilai sekolah yang digunakan pada UN Tahun Pelajaran 2010/2011. Nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1-4.

Formula tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara UN dan atas rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat.
Read More...

| 0 comments ]

Pengumuman hasil ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs/SMPLB tahun 2011 diumukan pada 4 Juni 2011. Sebelumnya, pengumuman UN ini rencana akan dilaksanakan pada 28 Mei 2011. Prosedur pengumuman hasil UN itu sama seperti kelulusan tingkat SMA/MA/SMK/SMALB. Pengumuman juga dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB di masing-masing sekolah. Kemudian setiap peserta UN akan dibagikan amplop yang berisikan surat yang menyatalan lulus atau tidaknya siswa tersebut. "Untuk hasil UN sama kita lakukan seperti kelulusan SMA beberapa waktu lalu.


Peserta UN bisa dinyatakan lulus, apabila nilai memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dasar yang diperoleh dari gabungan nilai ujian semester dan nilai rata-rata rapor pada semester 1,2,3,4 dan 5.

Nilai pada ujian akhir yang diambil dengan pembobotan 60 persen dan 40 persen untuk nilai rata-rata rapor. Kemudian dari pengambungan nilai tersebut maka diambil 40 persen selanjutnya ditambahkan dengan nilai hasil UN sebesar 60 persen. Jadi nilai untuk menentukan kelulusan hasil UN juga diambil dari rata-rata rapor tidak hanya hasil ujian akkhir saja.

Rp 500 Ribu Setiap Nilai UN Angka 10

Tahun ini SMPN 5 Tanjungpinang benar-benar panen prestasi ujian akhir nasional (UAN). Bagaimana tidak, setelah siswa sekolah itu Reza Trianto membukukan nilai terbaik se-Kepulauan Riau, sekolah tersebut juga menduduki peringkat pertama UAN di Tanjungpinang.

Selain Reza, dua siswa lainnya juga masuk jajaran 10 besar se-Kepri. Yaitu Steven di urutan tiga dengan nilai 38,20 dan Silvi Eka Putri di urutan ketujuh, dengan nilai 38,00. Tak hanya itu saja, 11 siswa dari sekolah itu berhasil meraih nilai 10 dari total 29 siswa se-Tanjungpinang yang meraih nilai sempurna.

Reza mendapat nilai 10 untuk pelajaran matematika, sedangkan sisanya 10 siswa meraih nilai sempurna pada pelajaran Bahasa Inggris. Irmalinda, Kepala SMPN 5 Tanjungpinang mengaku tidak terlalu surprise dengan prestasi siswanya yang meraih nilai 10.

“Malah kami target yang dapat nilai 10 itu 20 orang,” ujar Irmalinda, Sabtu (4/6). Tak hanya itu saja prestasi sekolah tersebut, SMPN 5 juga meraih peringkat tertinggi di Tanjungpinang. Dengan rata-rata jumlah nilai siswa 32,52.

Disamping itu, delapan siswanya juga masuk jajaran 10 besar di Kota Tanjungpinang. Prestasi tersebut ternyata tak mengagetkan para guru. Karena delapan siswa tersebut adalah tutor sebaya, yang sehari-hari juga turut memberikan materi di depan kelas layaknya guru.

Tutor sebaya ini tidak hanya memiliki kemampuan di atas rata-rata temannya di sekolah, mereka juga mengikuti pelatihan selama dua bulan. “Jadi kami sudah punya program dan jadwal. Misalnya kalau dalam seminggu ada tiga jam pelajaran matematika, satu jam diajarkan oleh tutor sebaya ini,” sebut Irmalinda.

Program tutor sebaya tersebut dipandang lebih efektif, karena siswa tak segan bertanya dengan teman sebaya. Mereka tak ragu bertanya lebih detail lagi. Disamping itu mereka tetap bisa saling berkirim pesan singkat, bila ada pertanyaan yang tak dimengerti.

Waktu juga lebih efektif. Karena disaat istirahat, siswa bisa saling bertanya. Begitu juga disaat guru sedang ada kesibukan lain, tutor sebaya bisa mengambil peran menjadi guru di depan kelas. “Kami juga memberikan uang lelah, lumayan untuk tambah uang jajan. Mereka dikasih Rp 30 ribu untuk satu jam pelajaran,” terang Irmalinda.

Akhirnya, para siswa yang berprestasi dan mendapat nilai 10 tersebut juga akan mendapatkan reward dari sekolah. “Ada juga lah. Mungkin tak sebesar dari wali kota, tapi adalah,” ujar Irmalinda. Sebelumnya Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan sudah berjanji akan memberikan reward bagi siswa yang berprestasi pada UAN kali ini. “Jumlahnya sama kayak tahun lalu, Rp 500 ribu untuk yang dapat nilai 10,” sebut Tatik.

Bali Raih Nilai UN SMP Tertinggi

Provinsi Bali berhasil meraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi tingkat SMP/MTs. Nilai rata-rata UN SMP/MTs Provinsi Bali mencapai 8,11. Sebelumnya, di tingkat SMA/sederajat, SMAN 1 Denpasar, Bali, menduduki posisi keenam nasional dengan nilai rata-rata 9.34.

Posisi kedua diduduki Sumatera Utara dengan nilai rata UN 8,04 dan ketiga adalah Jawa Timur dengan nilai rata-rata 7,86. Sementara dengan nilai rata-rata 6,71, Provinsi Kalimantan Barat menempati posisi sebagai daerah dengan nilai rata-rata UN terendah.

SMP Terbuka dan PGRI 100 Persen Tak Lulus

Dalam pengumuman kelulusan Ujian Nasional 2011 tingkat SMP, terdapat dua SMP di Jawa Timur yang siswanya tidak lulus 100 persen karena jumlah siswa di sekolah itu hanya enam orang dan sembilan orang.

Kedua sekolah yang tidak lulus 100 persen adalah SMP Terbuka Sumenep yang siswanya hanya enam orang dan SMP PGRI Kedawen, Bojonegoro, yang siswanya hanya sembilan orang. Demikian seperti diterangkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur M Harun di Surabaya, Kamis (2/6/2011).

Jabar Peringkat Pertama Kelulusan SMP/MT

Provinsi Jawa Barat berada di peringkat pertama nasional dalam hal persentase kelulusan siswa dalam ujian nasional tingkat SMP/MTs 2011 ini. Pengumuman kelulusan disampaikan lewat surat ke alamat rumah siswa pada hari ini.

Ada kenaikan persentase kelulusan siswa SMP/MTs pada ujian nasional tahun ini dibandingkan tahun lalu. Saat ini, sebanyak 99,96 persen, atau 651.245 siswa lulus ujian. Tahun lalu, tingkat kelulusannya 99,95 persen.

Jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP/MTs di Jawa Barat pada tahun ini adalah 651.534 peserta. Sebanyak 289 siswa di antaranya tidak lulus. Sedangkan tahun lalu, jumlah pesertanya 636.521 siswa, 350 di antaranya gagal.

Selain ada peningkatan jumlah kelulusan siswa, nilai rata-rata ujian pada tahun ini juga naik 0,47. Tahun lalu, nilai rata-rata ujian nasional adalah 29,34, sedangkan tahun ini menjadi 29,81.
Read More...

| 0 comments ]

Kunci sukses lulus ujian nasional adalah selalu belajar dan berlatih soal. Sebab, semakin banyak latihan, soal ujian negara nggak bakalan jadi beban tapi justru jadi tantangan yang harus dilewati.

"Rajin latihan soal akan akan membentuk mental positif. UN gak akan jadi momok tapi jadi tantangan untuk maju menggapai cita-cita," jelas Bapak Mahmudi Arif Dahlan, Direktur Ganesha Bandung.

Materi ujian nasional dibentuk sedemikian rupa agar siswa bisa menjawabnya. Jadi setiap siswa mampu mengikuti UN dan lulus. "Jadi, tergantung bagaimana siswa belajar dan berlatih menghadapi UN," ungkapnya.

Salah satu cara berlatih adalah rajin ikutan try out. Keberadaan try out mampu membantu suksesnya UN. "Akan ada perbedaan antara yang ikut try out dengan yang tidak. Jika rajin ikutan try out biasanya lebih pede dibanding yang sama sekali tak pernah ikutan try out," katanya.

Dengan ikutan try out, youngsters juga bakal bisa mempelajari banyak materi dan pengetahuan. Berbagai bentuk soal bisa ditemui. Nah, di situ akan terjadi proses belajar. Setelah rajin mengikuti try out, siswa akan mengetahui letak kelemahan mereka. Misalnya, seorang siswa kedodoran pada mata pelajaran matematika, maka yang difokuskan adalah bidang tersebut.

"Bahas kekurangan kamu dengan guru di sekolah atau tentor di tempat bimbingan belajar. Guru maupun tentor akan memberikan solusi yang terbaik menghadapi kelemahan," katanya. Proses pembelajaran untuk menghadapi UN bukan proses sebentar tapi merupakan proses yang dimulai sejak kamu masuk kelas satu SMP mau pun SMA.

Oleh sebab itu, pastikan youngster harus mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini. Semakin matang persiapan tersebut, maka hasilnya pun akan berbeda dibandingkan tanpa persiapan sama sekali. So selagi masih ada waktu mempersiapkan segalanya, kenapa tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya.
Read More...

| 0 comments ]

Karena dianggap nakal, lima siswa SMP PGRI 1 Kotabaru dikeluarkan dari sekolah. Imbasnya, mereka tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) yang digelar satu bulan lagi.

Sikap keras dipelihatkan Kepala SMP PGRI 1 Purhani dan para guru. Purhani mengungkapkan lima siswa itu dikeluarkan secara tidak bersaman dalam sebulan ini. Alasannya, para guru tidak kuat lagi menanggung beban moral karena perilaku mereka.

Disebutkannya, lima siswa itu sering tidak masuk sekolah dan melawan jika ditegur. "Kami mengeluarkan karena ada bukti-bukti pelanggaran yang mereka lakukan. Sekolah bisa menerima mereka lagi, tetapi setelah ajaran baru. Itu pun dengan catatan mereka harus mengubah perilaku," ucap Purhani.

Tidak hanya itu. Dia juga beralasan, para guru khawatir jika kelimanya tetap masuk sekolah bisa mengganggu konsentrasi belajar murid lainya menjelang UN.

Tindakan ini membuat orangtua mereka marah.Tidak terima dengan dengan keputusan dewan guru, orangtua salah seorang siswa itu mengajukan protes. Jumat (18/3/2011), mereka mendatangi sekolah yang berlokasi di Gang Mawar, Jalan Veteran, Kotabaru.

"Seharusnya para guru bisa memaklumi kenakalan remaja. Kalau harus dikeluarkan, mereka harus membuat rekemondasi pemindahan ke sekolah lain. Jangan main berhentikan, apalagi mendekati ujian," ujar Arbani. Dia adalah ayah seorang siswa yang diberhentikan, Andra Atmi.

Selain Andra, dewan guru sekolah itu memberhentikan Risky Afrizal, Genta Saputra, Romiadi dan Arif Darmawan. Semuanya siswa kelas III.

Arbani mengatakan, jika dewan guru tetap bersikukuh dengan keputusan yang membuat anaknya tidak bisa mengikuti UN, persoalan itu akan diadukan ke aparat hukum. "Setelah ini saya melapor ke DPRD," ucapnya.

Sebelumnya, Arbani mengadukan permasalahan itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kotabaru. "Disdik berjanji memfasilitasi dengan mempertemukan kami dengan para guru. Kalau tidak selesai, terpaksa ke jalur hukum. Keputusan mereka merusak masa depan pendidikan anak saya," ujarnya.

Saat ditanya perasaannya, Andra mengaku dalam kondisi bingung. "Saya masih ingin sekolah. Saya berjanji memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan," ucapnya.
Read More...

| 0 comments ]

Dua siswa SMA mengikuti Ujian Nasional (UN) susulan di SMA Negeri 1 Palembang, Senin (25/4/2011). Mereka adalah M Marwan Ramadan (17), siswa Quraniah dan Darwin (17), siswa SMA Sumsel Jaya.

Keduanya merupakan siswa yang tidak mengikuti Ujian Nasional secara langsung pada Senin (18/4) karena alasan sakit. Ujian pertama, mereka mengikuti UN susulan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut petugas pengawas, seharusnya ada lima siswa yang ikut ujian nasional susulan. Tetapi, mereka tidak tahu informasi ketiga siswa lainnya.
Read More...

| 0 comments ]

Pelaksanaan ujian nasional untuk pelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa Kartini Batam, Kepulauan Riau, Selasa (26/4) berlangsung normal. Kedua peserta ujian, Kurniadi dan Tiara Sukma tidak terlihat tegang seperti hari pertama ujian kemarin. Meski demikian, dalam pengerjaan soal-soal ujian itu, kedua siswa sekolah luar biasa itu terkesan rileks.


Dua guru pengawas yang berada di ruang ujian terlihat sangat ramah, sehingga suasana dalam ruang berukuran 4 x 5 meter tidak terasa tegang.


"Soal-soal ujian yang barusan saya kerjakan itu cukup berat. Tapi saya mengerjakan yang mudah dulu, soal-soal yang susah dilewati dulu," ujar Tiara Sukma kepada Tribun dengan bahasa isyarat yang kemudian diterjemahkan oleh guru setempat, Sudojo.


Menurut Sudojo, untuk pelaksanaan ujian nasional agak berbeda karena ruang pengawas juga ditunggu oleh dua petugas dari kepolisian.


"Kalau pelaksaan ujian tidak jauh beda, cuma sekarang dijaga oleh petugas dari kepolisian. Jadi kesannya agak lain. Kalau dulu petugas mengawal soal saja tetapi sekarang menunggu sampai ujian selesai," ujar Sudojo.
Read More...

| 0 comments ]

Ujian Nasional menjadi ajang adu strategi bagi pihak sekolah, bagaimana kiat para guru agar siswanya bukan hanya lulus tapi bisa mengerjakan soal UN yang dianggap sulit dari soal Try out.

Salah satu sekolah yang sudah menerapkan langkah strategi bagi siswanya seperti yang dilakukan sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batam, pihak sekolah sengaja mengurangi jumlah siswa per rombongan belajar (rombel) agar lebih konsentrasi saat belajar.

Kepala sekolah MAN Batam, Dra Dahniarti MSi, mengatakan, khusus siswanya Kelas XII (dulu Kelas III) jumlah dalam ruangan kelas dikurangi. Saat di Kelas II, siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebanyak 59 orang dibagi dalam dua kelas saja.

"Setelah Kelas XII, kita bagi menjadi tiga kelas masing-masing 20, 20 dan 19 orang. Sedangkan jurusan IPA tetap satu kelas karena jumlahnya hanya 27 orang saja," ujarnya.

Tujuannya, agar siswa bisa belajar lebih efektif dan konsentrasi. Guru yang mengajar juga bisa lebih fokus saat mendidik, melakukan diskusi dan pembinaan lainnya. Sudah tentu lebih mudah mendidik siswa dengan jumlah sedikit seperti itu.

Wakil Kepala Sekolah MAN Batam bagian Kurikulum, Mulianto SAg,
menambahkan,setelah jumlah siswa dikurangi dalam setiap kelas, nilai mereka juga naik. Hal itu bisa dilihat dari nilai rata-rata jika semester dibandingkan saat mereka masih Kelas XI (Kelas II).

"Program ini memang bagus. Makanya kami sebut kelas istimewa. Guru-guru kelas dan bidang studi juga merasa lebih mudah mengajari mereka. Kita yakin, program ini akan mendongkrak nilai UN nanti," ujarnya.

Nurlailis, Wakil Kepala Sekolah bagian Humas, menjelaskan, selain program kelas istimewa tersebut, mereka juga sudah melakukan pemantapan kepada siswa Kelas XII sejak setahun lalu. Artinya, pemantapan dilakukan ketika siswa baru duduk di Kelas XII.
Biasanya, pemantapan yang mereka lakukan sama seperti sekolah lainnya yakni penambahan jam mata pelajaran khusus mata bidang studi yang di UN kan.

Pemantapan ini dilakukan saat siswa sudah pulang sekolah selama dua hingga tiga jam.Siswa juga megikuti try out selama tiga kali. Hasilnya cukup memuaskan. Try out pertama lulus 75 persen, try out kedua lulus 80 persen dan try out ketiga lulus
85 persen. Jumlah ini meningkat dari tahun 2010 lalu, di mana rata-rata
kelulusan siswa hanya 50 persen saat try out pertama.

Mereka yakin, siswanya Kelas XII sebanyak 88 orang yang akan ukit UN bisa lulus 100 tahun 2011 ini. Sebab, di tahun 2010 lalu hanya satu orang saja siswanya yang tak lulus."Harapan kita memang harus bisa lulus 100 persen. Karena berbagai program sudah kita lakukan," tutur Dahniarti.

Rata-rata pihak sekolah yakin tingkat kelulusan siswanya akan tinggi tahun ini. Sebab, sangat terbantu dengan adanya program penambahan nilai semester IV-V-VI dalam penentuan nilai siswa plus hasil nilai UN. Di mana nilai UN berbobot 60 persen dan nilai semester berbobot 40 persen. Bisa dipastikan, rata-rata nilai semester siswa 6,7,8,9 bahkan ada yang nilai 10.
Read More...

| 0 comments ]

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/Aliyah tahun 2011 ini tanpa keterlibatan tim pemantau independent (TPI). Peran TPI diganti oleh Tim Pengawas UN, yang tetap melibatkan dosen perguruan tinggi setempat. Di Ciamis Tim Pengawas UN ini melibatkan dosen dari Unigal, IAID, STAI Putera Galuh dan Stikes Muhammadiyah Ciamis.

"Setiap sekolah pelaksana UN ditempatkan seorang pengawas UN. Kecuali untuk sekolah yang menjadi tempat penyimpanan soal (titik bagi) ditempatkan dua pengawas. Tugas kami adalah mengawasi pelaksanaan UN di suatu sekolah. Semetara trugas guru pengawas ruang adalah mengawasi siswa yang mengikuti UN dalam ruang ujian," ujar Azis Basyari S.Sos, salah seorang anggota Tim Pengawas UN tingkat Ciamis usai rapat koordinasi Tim Pengawas UN Ciamis di Kampus Unigal Jumat (15/4) siang.

Rapat koordinasi tim pengawas UN ini dilaksanakan menjelang penyelenggaraan UN Senin (18/4) dan menghadapi kedatangan naskah soal UN ke Ciamis, Sabtu (16/4) pukul 06.00. "Untuk penyimpanan soal UN di Disdik besok (Sabtu, 16/4) juga ditugaskan dua orang dosen dari Tim Pengawas," ujar Azis.
Read More...

| 0 comments ]

Semua pihak mengharapkan sekolah konsisten, konsekuen dan komitmen terhadap Permendikmas tentang UN dan Pos UN. Salah satu Tata Tertib yang harus Anda ketahui adalah : LJUN Harus Dilem di Ruang Ujian.

Dalam peraturan ditegaskan bahwa Lembar Jawaban Komputer UN siswa yang sudah selesai dikerjakan oleh siswa harus dilem di dalam ruangan.

Pelaksanannya adalah : begitu semua siswa selesai ujian,lembar jawaban yang sudah dikumpulkan dan masuk dalam amplop, amplopnya harus dilem di dalam ruang ujian itu.

Disamping itu agar soal sisa tetap berada di ruang ujian dan kepada pengawas agar tidak memberikan paket soal yang sama pada setiap mata pelajaran.

So itu soal walaupun Anda butuh jangan pernah dibawa, sebab jangan-jangan kamu gak lulus UN gara-gara ngambil soal UN.
Read More...

| 0 comments ]

Ujian merupakan hal penting yang harus dilalui oleh setiap pelajar sekolah agar bisa melangkah ke tahap berikutnya. Untuk itu perlu persiapan yang tidak mudah. Akan tetapi banyak pelajar yang melakukan persiapan yang kurang tepat ketika menghadapi ujian, terutama ketika memilih alat tulis untuk ujian.

Lulus ujian merupakan satu hal yang didambakan setiap pelajar dimanapun. Untuk bisa lulus ujian kita bisa bagi menjadi 2 faktor besar : faktor teknis dan nonteknis. Faktor teknis merupakan semua hal yang berkaitan dengan proses belajar seperti membaca, memahami, berlatih, dan sebagainya.

Faktor non teknis meliputi pemilihan alat tulis, kondisi psikologis dan lainnya. Menurut Promotion Coordinator Marketing Department PT Faber-Castell International Indonesia, Evi Erliyanti, tips untuk menjawab faktor non teknis diatas adalah bagaimana memilih alat tulis yang baik untuk ujian.

Tips tersebut yakni:

1. Memilih pensil dengan diameter isi pensil 2.8 mm dengan tingkat ketebalan 2B
2. Pilih pensil yang memiliki pori-pori kayu paling padat
3. Pilih pensil yang memiliki leads (isi pensil) hitam dan mengkilat
4. Pilih pensil yang memiliki leads (isi pensil) di tengah.
5. Pilih penghapus khusus EBTA dan SPMB.

Selain tips di atas berikut beberapa hal penting lain yang harus dilakukan ketika menghadapi ujian, yakni gunakan produk paket ujian dan tidak dianjurkan menggunakan pensil mekanik.
Read More...

| 0 comments ]

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD/MI akan digelar mulai Selasa (10/5). Sebagaimana pelaksanaan UN tingkat SMP dan SMA, pada UN SD juga pelaksanaannya disesuaikan dengan SOP UN. Hanya khusus untuk soal UN SD/MI hanya dibagi tiga tipe bukan 5 tipe sebagaimana soal UN SMP dan SMA.

Kabid TK dan SD Ende Muttaqien, soal untuk SD/MI hanya dibagi tiga tipe soal. Bahkan untuk pembagian soal bukan dalam satu ruangan terdapat 3 tipe soal tapi satu tipe soal untuk satu kabupaten/kota. Semisal Kota Bandung tipe soalnya tipe A, Cimahi tipe soal B dan Kabupaten Bandung tipe soal C.

"Meski sedikit berbeda dengan UN SMP dan SMA, namun pelaksanaanya sama, soal tetap dijaga keamanannya sampai ke tangan siswa saat ujian," kata Ende, Rabu (4/5).

Soal untuk UN SD/MI akan dikirim ke titik bongkar pada Sabtu (7/5). Dan selanjutnya soal-soal ini akan dikirim ke-15 subrayon SD dan 2 subrayon MI. Mata pelajaran yang akan di UN kan yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.
Read More...

| 0 comments ]

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 ujian tingkat sekolah dasar/MI yang sebelumnya bernama Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) berubah nama menjadi Ujian Nasional (UN) tingkat SD/MI/SDLB. Dengan perubahan ini, maka sistem penilaian juga mengalami perubahan yakni 60 persen nilai Ujian Nasional (UN) dan 40 persen Nilai Sekolah (NS).

Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Jawa Barat Ahmad Taufan, mengatakan pelaksanaan UN tingkat SD/MI/SDLB akan digelar mulai tanggal 10-12 Mei 2011. Meski sosialisasi tentang perubahan UN dan sistem penilain sudah dilakukan, ternyata belum menyeluruh. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan masalah di sekolah terutama dalam mengupload data nilai sekolah.

"UN tingkat SD, MI dan SDLB ini sama dengan yang dilaksanakan di tingkat SMP/SMA yang penilaiannya menggunakan presentase, 60 persen nilai UN dan 40 persen nilai sekolah. Untuk mengupload data nilai sekolah butuh waktu, sementara kemampuan guru untuk mengupload secara komputerisasi masih belum merata," kata Taufan, Senin (4/4).
Read More...

| 0 comments ]

Formula baru dalam Ujian Nasional adalah menggabungkan nilai UN dengan nilai sekolah (NS). Nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1-4. Adapun nilai gabungan adalah antara nilai sekolah dan UN ditetapkan minimal 5,5. Nilai kelulusan siswa adalah kombinasi dari nilai gabungan dengan nilai ujian sekolah semua mata pelajaran.

Uniknya, meski sudah ada kelonggaran, tetap saja laporan mengenai kecurangan- kecurangan dalam penyelenggaraan UN tahun ini masih saja terdengar. Kabar mengenai kebocoran jawaban soal masih marak. Aturan-aturan seperti tidak boleh membawa ponsel ke dalam kelas masih saja dilanggar. Bahkan sebuah televisi swasta merekam pembiaran murid-murid melakukan kecurangan di dalam kelas. Para pengawas seperti tak peduli ketika peserta UN "berdiskusi" untuk menyelesaikan sebuah soal.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan manfaat hasil UN adalah menjadi salah satu penentu kelulusan peserta didik, pemetaan mutu program satuan pendidikan secara nasional, pintu masuk untuk pembinaan dan perbaikan mutu pendidikan, baik di tingkat satuan pendidikan maupun nasional, mendorong motivasi belajar siswa, dan mendorong peningkatan mutu proses belajar mengajar.

Adapun tujuannya, menurut Wakil Presiden Boediono, adalah untuk meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air. Menurut Wapres, UN juga untuk dapat menghasilkan keadilan dan kejujuran kepada siswa dan siswi yang mengikutinya.

Manfaat dan tujuan UN memang sudah jelas, tapi implementasinya ke bawah justru menjadi transparan. Kelulusan seratus persen yang "dibebankan" pada sekolah menjadi bumerang untuk mencapai tujuan, dan mendapatkan manfaat dari ujian ini. Sekolah-sekolah seperti berlomba-lomba menginginkan predikat untuk menjadi sekolah yang berhasil meluluskan siswa sebanyak-banyaknya. Memang belum ada penelitian apakah ada korelasinya antara target sekolah dan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada penyelenggaraan UN.

Di detikcom, Mendiknas menyebut kecurangan dalam UN itu seperti narkoba. Mendiknas mengibaratkan orang yang tidak punya niat mengonsumsi narkoba tidak akan menerima tawaran narkoba meskipun itu gratis. Begitu juga dengan peserta ujian. Yang tak punya niat untuk curang tentu tak akan melakukan kecurangan meskipun ada peluang.

Jika kecurangan itu seperti narkoba, berarti bagi yang telah terbiasa berbuat curang harus ada shockterapy yang bisa menyembuhkan. Kecurangan disadari atau tidak bakal terbawa sampai nanti ketika oknum siswa yang terbiasa curang masuk ke dalam dunia nyata.

Indikasi itu sebenarnya sudah mulai terlihat. Ketika penyelenggara UN memperketat pengawasan ketimbang penyelenggaraan tahun sebelumnya, tetap saja ada yang coba- coba berbuat curang. UN pun yang sejatinya bertujuan untuk menyamakan standar pendidikan nasional, hasilnya malah bisa sebaliknya. Begitu juga dengan tujuan agar siswa siswi berbuat adil dan jujur, takkan tercapai, seperti kata pepatah jauh panggang dari api.
Read More...

| 0 comments ]

Persentase kelulusan pada satuan pendidikan SMA/MA/SMK tahun ini mengalami kenaikan lebih dari sembilan persen. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), 1.461.941 peserta ujian nasional (UN) SMA/sederajat tahun ajaran 2010/2011, 1.450.498 atau sama dengan 99.22 persen siswa lulus, sementara 11.443 atau sama dengan 0.78 persen siswa lainnya tidak lulus.

Tahun lalu, dari 1.522.195 peserta UN, sebanyak 1.368.938 atau sama dengan 89.93 persen siswa lulus, dan 153.257 atau sama dengan 10.07 persen lainnya tidak lulus. Berikut kami berikan ringkasan 10 daerah dengan rata-rata nilai akhir, nilai UN dan nilai sekolah terbaik.

Data Kemdiknas memaparkan, 10 daerah dengan persentase nilai akhir terbaik tahun ini adalah Bali (8.40), Sumatera Utara (8.17), Bengkulu (8.08), Jawa Barat (8.08), Jawa Timur (8.05), Sumatera Selatan (7.96), Sulawesi Utara (7.94), Lampung (7.91), Riau (7.90), Jawa Tengah (7.89), Sulawesi Selatan (7.84).

Sementara itu, 10 daerah dengan rata-rata nilai UN terbaik adalah Bali (8.31), Bengkulu (8.07), Sumatera Utara (8.05), Jawa Barat (8.03), Jawa Timur (7.86), Sumatera Selatan (7.80), Sulawesi Utara (7.66), Lampung (7.67), Riau (7.91), Jawa Tengah (7.70), Maluku (7.69). Sedangkan 10 daerah dengan rata-rata nilai sekolah terbaik adalah Bali (8.51), Bengkulu (8.35), DI Yogyakarta ( 8.35), Sulawesi Utara ( 8.340, Jawa Timur (8.32), Lampung (8.25), Sumatera Selatan (8.25), Sumatera Selatan (8.19), Jawa Tengah (8.16), Sumut (8.16), Jawa Barat (8.13).
Read More...

| 0 comments ]

Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2011/2012 sekitar 8 bulan lagi. Setiap sekolah jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri seperti melakukan kegiatan pemantapan kepada siswa. Dan mendekati pelaksanaan UN, persiapan semakin ditingkatkan baik persiapan administratif maupun uji coba (Try Out) UN. Bahkan tidak cukup di sekolah, banyak orang tua pun memasukkan anak-anaknya ke lembaga-lembaga bimbingan belajar agar anak-anak mereka benar-benar siap menghadapi UN.

Kendati sekolah telah banyak melakukan persiapan menjelang UN, tidak dapat dipungkiri biasanya tensi ketegangan meningkat. Satu hal yang sama-sama dikhawatirkan yaitu takut ada siswa yang tidak lulus UN. Hal ini adalah perasaan yang wajar dan dapat dialami siapapun. Oleh karena itu, di sini soft skill atau kecerdasan emosional seseorang akan sangat berperan.

Ketika guru sibuk mengasah hard skill siswa dengan memberikan kumpulan latihan-latihan mata pelajaran UN, hal yang tidak kalah pentingnya adalah melatih soft skill-nya. Hard skill berkaitan penguasaan ilmu pegetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan ilmunya. Sedangkan soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) yang mampu mengembangkan unjuk kerja maksimal (Dennis E. Coates). Soft skill disebut juga sebagai keterampilan lunak berupa sifatsifat atau karakter positif yang terinternalisasi dalam diri seseorang.

Soft skill erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Dani Ronnie M. (2006:96) mengatakan bahwa kecerdasan emosional, secara sederhanya dapat dikatakan sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self awareness) dan orang lain (empathy). Soft skill menjadi faktor kunci terhadap kesuksesan seseorang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kesuksesan seseorang 80 persen ditentukan oleh soft skill (kecerdasan emosional) sedangkan kemampuan intelektual hanya 20 persen saja.
Dengan demikian, berkaitan persiapan UN, peningkatan soft skill siswa menjadi hal yang sangat penting. UN tidak hanya berkaitan dengan bagaimana siswa menjawab sejumlah pertanyaan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK), tetapi juga berkaitan dengan kesiapan mental (soft skil) siswa menghadapi UN.

Sejumlah soft skill yang perlu ditanamkan kepada siswa antara lain; pertama, ulet dan sungguh-sungguh. Hasil yang baik akan ditentukan oleh sejauhmana keuletan seseorang dalam melakukannya. Jika dia melakukannya asal-asalan atau asal jadi, maka hasilnya juga pasti tidak akan optimal. Oleh karena itu, sifat ulet dan sungguh-sungguh sangat penting ditanamkan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, seseorang kadang-kadang dihadapkan pada tantangan dan hambatan baik dari dalam diri maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri misalnya rasa malas dan kurang motivasi, sedangkan hambatan dari luar misalnya lingkungan yang kurang mendukung dan kendala teknis lainnya.

Kedua, kerja keras dan menghargai waktu. Sebuah kesuksesan butuh kerja keras. Tidak ada keberhasilan yang dicapai dengan berpangku tangan. Sukses tidak datang dengan sendirinya. Sukses butuh cucuran keringat dan pengorbanan. Orang yang suka bekerja keras akan sangat menghargai waktu. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu, sebaliknya akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya demi menghasilkan karya terbaiknya karena sebagaimana pepatah bijak, waktu ibarat pedang, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka kita yang terperdaya oleh waktu. Sukses adalah hasil yang dicapai oleh orang-orang yang bekerja keras dan menghargai waktu.

Ketiga, inisiatif dan kreatif. Seseorang yang ingin sukses tidak terlalu bergantung kepada arahan pihak lain. Dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas. Dia merasakan sukses sebagai suatu kebutuhan bukan paksaan dari pihak lain. Begitupun siswa yang ingin sukses menghadapi UN, dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas untuk mau belajar baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Hal ini yang tampaknya belum muncul di kalangan siswa karena pada umumnya siswa mau belajar jika dipaksa-paksa atau diawasi oleh guru.

Keempat, kerjasama. Disamping sebagai individu, manusia juga adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain ketika menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, manusia tidak bisa egois, harus mau hidup bermasyarakat, dan membangun solidaritas dengan sesamanya. Berkaitan dengan pelaksanaan UN, siswa mungkin saja menghadapi kesulitan ketika belajar sendiri, oleh karena itu dia perlu untuk meminta bantuan guru atau teman-temannya untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya. Sifat kerjasama akan menanamkan kepada siswa untuk mau saling membantu karena kesuksesan yang hakiki adalah ketika seseorang bisa bermanfaat bagi yang lainnya.

Kelima, tanggung jawab. Dalam persiapan UN, biasanya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari buku-buku latihan soal UN. Buku tersebut selain digunakan untuk pengayaan di sekolah, juga diminta untuk dipelajari siswa di rumah. Oleh karena itu, siswa perlu untuk memiliki rasa tanggungjawab untuk mengerjakan soal-soal latihan tersebut. dan jika menghadapi kesulitan, bisa meminta bantuan guru atau teman-temannya.

Keenam, optimistis dan percaya diri. Islam mengajarkan kita untuk selalu optimistis dalam menghadapi masalah atau mengerjakan suatu tugas. Optimistis menjadi tenaga yang luar biasa bagi seseorang dalam mencapai kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Tidak dapat dipungkiri ketika menghadapi UN, muncul kekhawatiran tidak lulus. Dan ketika ada yang tidak lulus, siswa tidak siap mental sehingga muncul berita di media, ada siswa yang sampai bunuh diri karena malu dan tertekan tidak lulus UN. Sebuah pepatah arab mengatakan "wan jadda wajadda" yang artinya barang siapa bersungguh-sungguh maka dia akan mencapai apa yang dia inginkan, dan Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya mengingatkan tentang pentingnya niat karena segala pekerjaan tergantung kepada niatnya.

Ketujuh, jujur. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan UN selalu diwarnai penyimpangan. Antara lain tersebarnya kunci jawaban di kalangan siswa walaupun kadang-kadang kunci jawaban palsu. Karena itu, sifat jujur sangat penting untuk ditekankan kepada siswa. Jangan sampai untuk mengejar kelulusan, dia mengorbankan kejujuran. Prestasi yang dicapai dengan mengorbankan kejujuran tentunya akan tidak akan bermakna dan membanggakan, justru akan membohongi diri sendiri.

Kedelapan, tawakkal. Ketika semua usaha atau persiapan UN sudah dilaksanakan, maka kita tinggal berdo'a dan bertawakkal kepada Allah. Kita sebagai manusia hanya bertugas untuk mengoptimalkan ikhtiar, hasilnya kita serahkan kepada Allah. Semua usaha yang dilakukan akhirnya bermuara kepada takdir dan ridha Allah. Hanya kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik kepada kita, dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya.

Itulah delapan soft skill siswa yang perlu ditingkatkan menjelang UN. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada para pendidik dan kepada siswa untuk memberikan hasil terbaik bagi kita. Amiin.
Read More...

| 0 comments ]

Pelaksanaan UN 2011 secara umum berjalan lancar. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) membeberkan, secara keseluruhan prosentase hasil kelulusan pada satuan pendidikan SMA/MA pada tahun ajaran 2010-1011 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya.

Dari seluruh 1.461.941 peserta UN SMA/MA, 1.450.498 atau 99.22 persen siswa lulus, sementara 11.443 atau 0.78 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.

Pada tahun ajaran sebelumnya (2009-2010), dari 1.522.195 peserta yang mengikuti ujian nasional, yang lulus hanya 1.368.938 atau 89.93 persen, dan 153.257 atau sama dengan 10.07 persen lainnya tidak lulus.

Merujuk pada data di atas, hasil kelulusan nasional satuan pendidikan SMA mengalami kenaikan sekitar lebih dari sembilan persen.

Berikut adalah ringkasan perbandingan siswa lulus dan tidak lulus menurut jurusan pada satuan pendidikan SMA/MA tahun ajaran 2010/2011. Jurusan IPA dengan jumlah peserta 627.859 siswa, 625.924 atau 99.69 persen siswa lulus dan siswa yang tidak lulus sebanyak 1.935 atau 0.31 persen.

Untuk jurusan IPS jumlah pesertanya 34.358, yang lulus sebanyak 33.860 atau 98.55 persen dan 498 siswa tidak lulus atau 1.45 persen. Sedangkan untuk jurusan Bahasa, dari 8.782 jumlah peserta, 8.610 atau 98.04 persen siswanya lulus, dan 172 atau 1.96 siswanya tidak lulus.

Khusus untuk jurusan Agama dengan jumlah peserta terbanyak, dari 790.942 jumlah peseta, 782.104 atau sama dengan 98.88 persen siswanya lulus dan sebanyak 8.838 atau sama dengan 1.12 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.

Nah semua itu tentunya kabar baik dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Menurut hemat kami angka kelulusan itu naik, pertama karena sosialisasi UN yang baik dari Pemerintah, kedua karena para siswa rajin berlatih soal-soal Ujian Nasional. Kami berpendapat bahwa banyak siswa yang memanfaatkan Latihan UN dari Situs Ujian Nasional ini. Dengan dasar pemikiran semacam itu kami berusaha kembali untuk memberikan Latihan Soal UN 2012 atau Prediksi Soal Ujian Nasional 2012 kepada para siswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan. Silakan Anda manfaatkan Latihan Soal UN 2012, semoga para siswa SD/MI, SMK, SMP/MTs, SMA/MA, dan Program Kejar Paket A, B, dan C dapat lebih sukses daripada kakak-kakak kalian, Amin Yaa Rabbal Alamin. Selamat Berlatih kami berharap Anda sukses!


Download Latihan Soal UN 2012



  1. Latihan Soal UN 2012 Paket 1 - dari situs Enersi.com silakan ambil disini

  2. Latihan Soal UN 2012 Paket 2 - dari situs Ujiannasional.org silakan ambil disini

  3. Latihan Soal UN 2012 Paket 3 - dari situs Pmdk.org silakan ambil disini

  4. Latihan Soal UN 2012 Paket 4 - dari situs Sd.web.id silakan ambil disini

  5. Latihan Soal UN 2012 Paket 5 - dari situs Sma.web.id silakan ambil disini

  6. Latihan Soal UN 2012 Paket 6 - dari situs Smp.web.id silakan ambil disini

  7. Latihan Soal UN 2012 Paket 7 - dari situs Snmptn.or.id silakan ambil disini

  8. Latihan Soal UN 2012 Paket 8 - dari situs Uasbn.org silakan ambil disini

  9. Latihan Soal UN 2012 Paket 9 - dari situs Ujian.org silakan ambil disini

  10. Latihan Soal UN 2012 Paket 10 - dari situs Unsd.web.id silakan ambil disini

  11. Latihan Soal UN 2012 Paket 11 - dari situs Worldsharings.com silakan ambil disini




Tipe Soal UN 2012

Pemerintah kemungkinan akan menggunakan kembali lima tipe soal dalam Ujian Nasional 2012. Cara tersebut tidak menjamin ujian bakal bebas dari kebocoran tapi setidaknya bisa menekan kemungkinan untuk mencontek.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, metode tersebut dipakai dengan asumsi satu ruang ujian berisi 30 orang, sehingga bisa mempersulit peserta yang ingin mencontek jawaban rekannya. Kalau orang ingin mencontek pasti tetap bisa. Ini hanyalah ikhtiar untuk mengurangi kecurangan selama pelaksanaan ujian nasional.

Ujian Nasional Tahun 2012 bisa Lebih Sulit

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, tingkat kesulitan ujian nasional tahun depan harus dinaikkan. Ujian nasional beberapa tahun ke belakang cenderung 'lembek'. Padahal, ujian nasional merupakan gerbang pelajar menuju perguruan tinggi, maka standarnya setiap tahun harus disesuaikan.
Read More...